“Terima kasih Ya Alloh karena masih memberiku kesempatan melihat sang
bintang harapan di tiap pagiku. Dan untukmu penjajah hatiku, selamat
pagi.”
Begitu biasa Dinara memulai harinya di tiap pagi sebelum
beraktifitas. Dua kalimat di awal rutinitas harinya itu telah menjadi
suatu hal yang hampir tak pernah dia lupakan semenjak lima tahun
terakhir. Seperti itu pula dengan hari ini.
Baginya, tiap hari
terasa indah. Penuh dengan harapan dan optimisme. Kenapa? Karena ada
dia.Karena ada cinta dihatinya. Gana, sang penjajah hatinya. Lelaki itu
telah menjadi pangeran dalam hatinya selama hampir lima tahun ini.
Sosoknya seperti telah begitu menyatu dalam jiwanya hingga dia tak bisa
lagi berpaling pada lelaki lain. Bagi Dinara, Gana adalah seorang lelaki
yang luar biasa. Ganaadalah instrumen terpenting dalam hidupnya.
Konyol sekali kedengarannya. Tapi begitulah dia mencintainya, mencintai
Gana. Ah bukan, menggilainya tepatnya. Dinara tak peduli jikapun orang
menganggapnya bodoh karena cinta itu. Dia hanya senang seperti itu. Dan
selama hampir empat tahun terakhir, Aivi lah yang tahu kegilaan Dinara
itu. Aivi adalah sahabatnya sejak dia masuk kuliah hingga mereka baru
saja lulus kuliah saat ini. Meski begitu, Aivi tak pernah tahu lelaki
mana yang sebenarnya dicintai sahabatnya selama ini. Ia hanya tahu kalau
Dinara mencintai seorang lelaki bernama Gana. Itu pun entah pasti atau
tidak.
“Kau melamun? Dia lagi?” tiba-tiba Aivi menepuk pundak
Dinara, membangunkan ia dari lamunannya yang sedang berpetualang ke
negeri antah berantah, mencari sesosok pangeran yang ia rindukan. Aivi
lalududuk di samping Dinara sambil memperhatikan orang lalu-lalang di
taman kota. Hari minggu pagi memang jadwal rutin mereka pergi ke taman
kota.
“Hah, kau tanya apa Vi?” Dinara melongo. “Emm benar tebakanku! Sampai kapan Gana akan membuatmu seperti ini?!” ujarnya. “Seperti ini? Memangnya aku kenapa? Aku baik-baik saja.” “Yah, mudah-mudahan memang benar kau tak apa-apa. Jangan sampai gara-gara dia, kau menutup mata dari kenyataan.” “Maksudnya?” Tanya Dinara heran.
“Iya, bukankah kenyataannya kalian memang tidak pernah ada hubungan
apa-apa? Dan entah perasaan seperti apa yang membuatmu begitu
menggilainya. Cinta, penasaran, atau hanya obsesi?” Jleb. Hati
Dinara bergetar mendengar perkataan Aivi itu. Ia tidak tau kenapa, ada
rasa sakit yang mengiris hatinya. Ia ingin menangis mendengarnya. Tapi,
sebisa mungkin ia mencoba untuk tidak meneteskan air mata. Pilu rasanya.
“Di, kau baik-baik saja?” Aivi menatap Dinara dengan raut khawatir.
“Mmh. Iya.” Dinara mengangguk. Tapi ia bohong. Hatinya sama sekalitidak
baik. Baginya perkataan Aivi itu adalah suatu pukulan maha dahsyat yang
langsung menyadarkannya akan suatu ketidakpastian. Batinnya
menangis. Menyedihkan sekali rasanya. Benar kali ini ia terluka. Ini
kenyataan. Aivi telah membangunkannya dari mimpi-mimpi itu. Tapi, Dinara
tidak bisa jujur pada dirinya sendiri. Dinara tidak ingin mengiyakan
apa yang telah Aivi katakan.
Lima tahun mencintai Gana dengan
caranya sendiri rasanya cukup membuat ia hampir gila. Tapi, Dinara
sangat menyenangi kegilaannya itu. Ia tak bisa dengan mudah kembali
sadar dan melepaskan cintanya. Dinara hanya diam. Tak sepatah
katapun keluar dari bibirnya yang kelu itu. Ia hanya sedang berpikir
saat ini. Berpikir tentang kata-kata Aivi tadi. Berpikir tentang
dirinya, Gana dan perasaannya. Dan juga berpikir tentang sahabatnya itu,
Aivi.
- Kenapa Aivi bisa berkata dan berpikir seperti itu? Kenapa
baru sekarang dia berkomentar seperti itu setelah beberapa lama kami
bersama? Apa dia telah begitu jengah dengan kegilaanku itu hingga dia
bepikir seperti itu? Atau apakah memang cintaku pada Ganabegitu salah di
matanya? Kenapa? - Dinara merasa heran pada sahabatnya itu.
Batinnya terus bertanya-tanya. Dinara merasa tak ada yang salah dengan
perasaannya pada Gana. Ia hanya ingin mencintai seseorang seperti itu.
Ia hanya ingin jadi seorang Dinara yang dengan segenap cinta dan doanya
berhasil menjaga hatinya hanya untuk seorang Gana saja.
- Lalu
kenapa Aivi membuatku terlihat begitu menyedihkan? Hei, aku tak pernah
merugikan siapapun dengan perasaanku itu. Pun aku tak pernah merasa
dirugikan sedikitpun oleh cintaku itu. Lagipula, aku yakin Gana tak
pernah keberatan dengan keberadaan hatiku yang tak pernahmenjamahnya
sedikitpun. Tak pernah pula aku berusaha menyentuh hati Gana. Aku hanya
mencintainya dari sudut terindah yang bisa kurasa, dengan tetap
membiarkan Gana aman dan nyaman dalam dunianya sendiri. Lalu, apa yang
salah? - Aah, Dinara tidak bisa berpikir terlalu banyak lagi.
Hatinya masih ngilu. Mungkin Aivi hanya terlalu sayang padanya. Iya
mungkin begitu.
Satu hari, dua hari, tiga hari, beberapa hari
berlalu. Hari-hari Dinara berlalu seperti biasa. Tapi, hari-harinya jadi
terasa menjemukan sekarang. Entah kenapa. Ia merasa kehilangan sedikit
kebebasan untuk merasakan dalam-dalam getaran cintanya pada Gana. Yah,
semenjak Aivi melontarkan ‘unek-uneknya’ tentang kegilaannya itu, Dinara
merasa sedikitnya ada yang membatasi kebebasannya. Tapi, mungkin saja
Aivi benar. Ia sama sekali tak marah pada sahabatnya itu. Tidak.
Sungguh. Ia hanya merasa perlu waktu yang lama – entah seberapa lama –
untuk mencerna perkataan Aivi lalukemudian memahaminya. Dinara merasa
apa yang dikatakan Aivi memang benar, yakni antara dia dan Gana tak
sedikitpun ada hubungan apa-apa, tapi apakah salah jika ia mencintai
Gana dengancaranya sendiri? Hanya itu. To be only yours, I pray, To be only yours… I know now you’re my only hope
Suara merdu Mandy Moore melengking indah dari ponsel Dinara. Nada dering untuk panggilan masuk. Dinara membuka flap ponselnya. “Di.. hallo.. kau baik-baik saja?” “Hallo.. assalamualaikum Aivi. Tak biasanya kau menelpon. Ada apa?” “Eh, waalaikumsalam. Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin tanya, apa kau sudah melupakannya?”
Deg. Apa? Apa yang baru saja Aivi tanyakan? Dinara benar-benar kaget
mendengarnya. Sungguh. Taksemudah itu melupakannya, Aivi. Dinara
berkata-kata dalam hatinya.Belum sempat ia menjawab, Aivi sudah nyerocos
di ujung sana.
“Kau harus melupakannya. Sudah cukup Di. Cinta itu
bisa merusakmu, melenakanmu. Kau harus melupakannya. Ah, Ya Alloh.
Bagaimana caranya menghentikanmu? Apa sesulit itu? Sungguh. Kumohon
lupakan dia. Kau harus memulai semuanya dari awal. Bukalah mata dan
hatimu Di. Lupakan dia.” - Ya Alloh. Kenapa Aivi bersikap seperti
itu? Kenapa? Apa dia tak tahu kalau yang ia katakan membuatku sakit.
Benar-benar membuatku sakit. Sungguh. Tak semudah itu. - “Hallo.. Di? Kau masih di sana? Kau baik-baik saja?” “Mmh. Aku akan mencobanya.” Dinara menjawab sekenanya. “Bagus. Aku selalu ada untukmu. Sudah ya. Assalamualaikum.”
Tut. Sambungan terputus. Waalaikumsalam. Dinara mendesah pelan. Ia masih
memegang ponselnya. Lagi-lagi dia merasa sulit untuk mencerna dan
kemudianmemahami apa yang sudah Aivi katakan barusan. Selalu begitu.
Logikanya selalu berfungsi lebih lambat dibandingkan perasaannya. Ia
hanya bisa meneteskan air mata. Rasa sakit – tentu saja rasa sakit yang
diakibatkan oleh perkataan Aivi tempo lalu – yang sudah hampirbisa ia
lupakan, kini kembali hinggap di hatinya.
- Ya Alloh.. apa selama
ini aku terlihat seperti orang tak waras? Kenapa Aivi bersikeras
bersikap seperti itu? Apa dia sudah benar-benar jengah melihat
kegilaanku itu? Ya Alloh.. apa yang salah dari semua yang aku rasakan
selama ini? Dan apa? Aivi berkata kalau cinta ini bisa merusakku,
melenakanku? Tidak. Sama sekali tidak. Cinta ini justru menguatkanku.
Mengubahku menjadi lebih baik. Memberiku harapan di setiap hariku.
Memberiku nafas untuk tetap bertahan dalam kesendirian. Memberiku
semangat dalam menghadapi berbagai masalah hidup. Dan yang terpenting,
cinta iniselalu mendekatkanku pada-Mu. YaAlloh.. apa Aivi tak tahu semua
itu? Melupakan Gana bukanlah hal yangmudah dan memang bukan hal yang
aku inginkan. Tidak sama sekali. -
Pandangan Dinara kabur. Ia bukan
hanya meneteskan air mata, tapi menangis sesenggukan. Ia memegang
dadanya. Ada yang sakit di sana. Benar-benar sakit. Ia melangkah menuju
meja belajarnya. Ia lalu membuka tas yang tergeletak di sana.
Direngkuhnya sebuah sapu tangan kotak-kotak biru muda. Ada tulisan kecil
di salah satu sudutnya. Gana.
- Apakah aku benar-benar harus
melepaskan semua perasaanku padamu? Apakah aku tak boleh lagimencintaimu
– meski pastinya kau tak pernah tahu hal itu? Apakah aku harus mengubur
dalam-dalam semua harapanku tentangmu? Tapi,aku benar-benar ingin
bertemu denganmu. Aku hanya ingin bertemu denganmu. Meski hanya untuk
satu kali lagi. Meski hanya untuk beberapa detik saja. Itu tak apa.
Sungguh. Aku hanya ingin berterima kasih padamu, Gana. Berterima kasih
untuk semuanya. Ya. Aku belum sempat melakukan itu. -
Dinara
bergumam lirih sendirian. Didekapnya sapu tangan itu erat-erat. Lalu,
pikirannya beralih ke suatu malam, lima tahun silam. Saat ia masih
berusia tujuh belas tahun. Saat ketika ia belum seperti sekarang. Saat
dimana satu hal berhasil mengubah hidupnya.
Saat itu, Dinara tengah
berjalan sendirian ketika seorang om-om mencoba merayunya untuk ikut
bersamanya. Bagaimanalah om-om itu tidak bersikap demikian, penampilan
Dinara saat itu lebih mirip dengan wanita malam. Ditambah pula ia
berjalan sendiriandi kala malam telah sepenuhnya pekat. Mana ada wanita
baik-baik keluyuran tengah malam dengan penampilan seperti itu coba?
Dinara mati-matian menolak – karena memang dia toh bukan wanita malam
yang dikira om-om itu -, sementara si om-om mati-matian memaksanya.
Dinara berteriak meminta tolong. Dan di saat itu, seorang pemuda – yang
entah kebetulan lewat atau memang telah sengaja dikirim Tuhan –
mendekati Dinara yang sedang berusaha melepaskan diri dari si om-om.
“Tolong lepaskan dia Pak. Dia ini adik saya. Dia wanita baik-baik
danbukan wanita seperti yang Bapak kira. Sungguh Pak, dia wanita
baik-baik. Hanya saja, dia belum cukup dewasa. Tolong jangan ganggu dia
Pak. Bapak akan menyesal jika melakukannya.” Pemuda itu berkata dengan
nada memohon pada si om-om. Si om-om yang entah kenapa merasa percaya
dengan yang dikatakan pemuda itu langsung melepaskan Dinara. Ia bergegas
meninggalkan tempat itu sambil bersungut-sungut, “Urus adikmu itu.
Mungkin lain kali ia tak akan selamat jika masih seperti itu.” Pemuda
itu hanya mengangguk.
Suasana malam itu begitu sunyi danlengang.
Dinara yang merasa shock dengan kejadian itu menangis sesenggukan di
tepi jalan. Pemuda itu menghampirinya dan mengeluarkan sehelai sapu
tangan dari dalam saku celananya dan mencoba menenangkan. Dia kemudian
membawa Dinara ke dalam mobilnya dan mengantarkanDinara pulang. Ia lalu
menanyakan alamat gadis itu. Tak berapa lama, mobil pemuda itu sampai di
depan sebuah rumah mewah. Rumah Dinara. Mereka berdua lalu turun dari
mobil itu. “Aku bukan wanita seperti itu.” UjarDinara yang masih menangis.
“Om-om tadi atau pria manapun pasti tidak akan berani mengganggumu jika
kau tak keluyuran tengah malam begini dan penampilanmu tak seperti itu.
Tapi, aku percaya kau wanita baik-baik. Sungguh.” Pemuda itu kembali ke
mobilnya. Meninggalkan Dinara yang masih terpaku. Mobilnya melesat
menjauhdari hadapan Dinara.
Dinara tersadar. Dia melihat sekeliling
dan mendapati ia sendirian disana. Lalu, dia melihat sapu tangan di
genggaman tangannya. Sapu tangan kotak-kotak biru muda. Pandangannya
tertuju pada tulisan yang dijahit dengan benang hitam di salah satu
sudut sapu tangan itu. Gana. Hatinya berdesir halus ketika mengingat
pemuda yang baru saja menolongnya itu. Pemuda baik hati yang sama sekali
tak dikenalnya.
Sejak saat itu, Dinara berubah. Gayahidupnya,
penampilannya, tingkah lakunya, tutur katanya, pemikirannya. Semuanya
berubah menjadi lebih baik. Sungguh, kekuatan cinta yang begitu indah.
Bertahun-tahun ia selalu berharap suatu saat bisa bertemu kembali dengan
pemuda yang telah menyelamatkan hidupnya itu. Ia selalu ingat kalau ia
belum sempat berterima kasih pada pemuda itu, hingga saat ini.
To be only yours, I pray, To be only yours… I know now you’re my only hope Panggilan masuk. Bayangan masa lalu itu kemudian memudar. Dinara menyeka air matanya. Lalu ia membuka flap ponselnya.
“Assalamualaikum Aivi. Kenapa lagi?”
“Waalaikumsalam. Aku lupa memberitahumu Di. Minggu depan, datanglah ke
rumahku. Ada syukuran. Oya, aku akan mengenalkanmu pada seseorang.
Seseorang yang sangat aku sayangi.Emm kau pasti menyukainya. Ah
hati-hati, kau bisa mencintainya. hehe” “Kenapa?” “Ya, karena dia memang pantas disukai, dicintai. Sudah ya. Assalamualaikum.” “Waalaikumsalam.”
Dinara menghela nafas. Akhir-akhir ini ia lebih sering menghela nafas.
Entah kenapa. Tiba-tiba ia teringat percakapannya dengan Aivi barusan.
- Mengenalkanku pada seseorang yang sangat ia sayangi? Menyukainya?
Mencintainya? Siapa? Syukuran? Ah, iya. Jangan-jangan Aivi akan dilamar.
Seseorang yang ia maksud adalah calonnya barangkali. Iya. Begitu
sepertinya. Tapi, kenapa dia tak pernah bercerita sebelumnya padaku? Ah,
sahabat macam apa aku ini? Aku sama sekali tak tahu apa yang terjadi
dalam kehidupan Aivi selama ini. Mungkin, karena aku terlalu sibuk
dengan kegilaanku itu. Ya Alloh.. Aivi, maafkan aku. - Seminggu
berlalu begitu cepat. Tapi, bagi Dinara waktu jadi terasa begitu lambat.
Itu karena perasaannya sedang begitu tak menentu. Yah, begitulah.
Dinara sudah sampai di depan rumah Aivi. Banyak mobil berjejer disana.
Sepertinya, semua keluarga besar Aivi sedang berkumpul untuk acara
syukuran itu.
Dinara melangkah masuk ke rumah besar itu.
Pandangannya langsung tertuju ke dalam rumah. Banyak orang di dalam
sana. Dan, Ya Alloh.. jantung Dinara hampir berhenti berdetak. Nafasnya
tiba-tiba sesak. Ia melihat Aivi di sofa ruang tamu. Tapi, perhatiannya
bukan tertuju pada sahabatnya itu, melainkan pemuda tampan di samping
Aivi. Pemuda itu, Dinara yakin pernah melihatnya. Ya, bagaimana mungkin
ia lupa? Tapi, kenapa pemuda itu ada di sini? Dan.. dan.. pemuda itu
terlihat begitu dekat dengan Aivi. Apa mungkin? Dinara tiba-tiba
langsung memegang dadanya. Ada yang menggerogoti hatinya lagi. Dan kali
ini lebih sakit dari sebelumnya.
- Bagaimana mungkin seperti ini Ya
Alloh? Kenapa harus Aivi? Kenapa Aivi harus bersama Gana? Dan, mereka
terlihat benar-benar akrab. Mereka sedang bercanda. Aivi tersenyum,
tertawa. Itu sempurna ekspresi bahagia dari Aivi. Bagaimana mungkin? Ya
Alloh. -
Dinara masih mematung di depan pintu. Kakinya lumpuh
seketika. Matanya perih. Sungguh perih. Tapi, bagaimanalah ia akan
menangis di saat seperti itu? Beribu pertanyaan menyesaki benaknya satu
per satu. - Apakah ada yang pernah merasakan ketika senyuman orang
lain nyatanya justru membawa lukadi hati kita? Aku pernah. Apakah ada
yang pernah merasakan ketika tawa orang lain tak sadar justru membuat
air mata kita terjatuh? Aku pernah. Apakah ada yang pernah merasakan
ketika kebahagiaan orang lain sebenarnyatidak – sama sekali
tidak-membuat hati kita bahagia juga? Aku pernah. Ya. Aku pernah
merasakan itu semua. Di sini. Saat ini. Entah perasaan macam apa
namanya. Yang jelas, ini sungguh menyakitkan. -
“Dinara.. kau sudah
datang? Ayo sini.” Suara Aivi tiba-tiba menyadarkan Dinara yang sedang
terpaku. Aivi menghampiri Dinara dan membawanya masuk. Entah kenapa,
Dinara merasa sulit untuk melangkahkan kakinya. Dengan enggan akhirnya
ia menapakkan kakinya selangkah demi selangkah.Mereka lalu duduk tepat
di hadapan pemuda itu. Pemuda itu tersenyum manis pada Dinara. Hati
Dinara semakin ngilu. “Bagaimana, kau menyukainya bukan?” ujar Aivi
sambil menepuk pundak Dinara. Dinara tak berani menjawabnya. Andai saja
Aivi tahu, pemuda itu adalah pangeran hati Dinara selama lima tahun ini.
“Bagaimana, kau menyukainya bukan?” Aivi melontarkan kembali pertanyaan
yang sama. Namun, kali ini bukan pada Dinara. Melainkan pada pemuda di
hadapannya. Pemuda itu hanya tersenyum. Wajahnya memerah. Dinara masih
tak mengerti.
“Namanya Rida Lenggana. Dia saudara sepupuku. Ah, kau
pasti takingat? Ya, mana mungkin. Selama ini kau sibuk dengan Gana mu
itu. Bukankah aku pernah menceritakannya padamu beberapa kali? Rida,
saudara sepupuku yang sejak lima tahun lalu kuliah di Turki dan sudah
punyapekerjaan tetap di sana. Ya ampun Di, kau benar-benar tak pernah
mendengarkan ceritaku sepertinya.”
Seperti biasa, Aivi nyerocos
tanpa memperhatikan respon si pendengar. Sementara itu, Dinara merasa
tak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia masih juga tak bersuara. - Sepupu? Bukan calon suami? Ya ampun, kenapa aku begitu cepat menyimpulkan? -
“Kau tahu Di? Aku sangat menyayanginya. Dia lelaki baik dan pantas
mendapatkan yang baik pula. Dulu dia pernah menyukai seorang wanita yang
ditemuinya suatu malam di jalan kota. Dia bilang dia tak bisa melupakan
gadisitu. Tapi, untunglah Rida tak sepertimu yang sulit sekali
melupakan Gana. Dia langsung menyukaimu ketika pertama kali aku
menunjukkan fotomu empat tahun lalu. Dia semakin menyukaimu sewaktu aku
berceritabanyak tentang kau. Setiap kami berkomunikasi, dia selalu
menanyakan kabarmu dan memintaku bercerita tentangmu, semua hal
tentangmu. Tapi, dia melarangku memberitahumu. Dia ingin agar kau tetap
seperti itu, menggilai Gana. Dia tak ingin mengusik kegilaanmu itu
katanya. Tapi sewaktu dia pulang dari Turki minggu lalu, dia akhirnya
memintaku untuk mengenalkanmu langsung padanya. Karena itu aku
bersikeras menginginkankau melupakan Gana. Aku pikir, kau pasti akan
menyukai sepupuku ini. Kalian sangat cocok.”
Dinara masih diam.
Tapi, kali ini rasa sakitnya berangsur hilang. Tergantikan oleh perasaan
yang entah apa namanya. Bahagia, terharu dan apalah itu. Yang ia
pikirkan hanyalah bagaimana mungkin ini terjadi? Sementara itu, pemuda
di hadapannya bersemu merah.
“Aku suka nama Gana. Aku ingin
dipanggil begitu. Sungguh. Ah, tapi tak ada yang tahu hal itu. Semua
orang malah memanggilku Rida.” Pemuda itu terdiam sesaat. Lalu dengan
terbata ia melanjutkan. “Emm.. Apa.. apa kau mau ikut bersamaku ke
Turki? Tentunya, setelah kita menikah di sini.” Pemuda bernama Rida
Lenggana itubaru saja mengucapkan kata-kata yang sudah lama ingin ia
sampaikan pada gadis dihadapannya. Gadis yang sudah ia sukai sejak
pertama kali bertemu lima tahun lalu di suatu malam ketika ia menikmati
malam terakhir di kota kelahirannya sebelum ia berangkat ke Turki.
Perasaan lega, cemas dan bahagia bercampur aduk di hatinya.
Dinara
tak kuasa menahan air matanya terjatuh kali ini. Biarlah semua orang
melihat ia menangis saat ini. Karena toh selama ini tak ada yang tahu
bagaimana ia menangis dalam kesendiriannya, bagaimana ia menangis
menahan semua perasaannya, bagaimana ia menangis di setiap harapan yang
ia panjatkan dalam doa-doanya. Biarlah.
Dinara mengeluarkan sapu
tangan kotak-kotak biru muda bertuliskan nama Gana – yang selalu ia bawa
kemanapun – dari tas tangannya. Sambil mengangguk ia berikan sapu
tangan itu pada pemiliknya. “Terima kasih, untuk semuanya.” Ujarnya
lirih sambil berurai air mata. Pemuda itu tersenyum saat menerima
kembali sapu tangan miliknya.
Aivi melongo melihat pemandangan di hadapannya. “Ya ampun, jadi selama ini?” —
Dan ketika harapan yang kita panjatkan dalam setiap doa-doa kita tak
langsung dijawab-Nya dengan kata Ya atau Tidak, maka sesungguhnya Ia
menjawab, “Tunggu, Aku akan berikan yang terbaik untukmu pada waktunya.”
“Tidak!” aku benar-benar tidak mampu menatapnya, mata bening dan
tatapan tajam itu selalu membuatku ciut, berkali aku mencobanya tapi
entahlah, seperti ada cahaya yang begitu menyilaukan saat aku
memberanikan diri menatap wajahnya.
“Kakak kenapa?” sudah kuduga pertanyaan yang terkesan polos dan tanpa
rasa bersalah itu menghujaniku. Memangnya dia salah apa Rafa?
“hmm, gak,” jawabku asal, sembari berusaha menata perasaanku. “sebentar
ada presentasi di depan kelas, jadi agak sedikit tegang.” Bohong banget.
“ya udah Kakak duluan aja, aku singgah ke perpus dulu. Good luck Kak!” sembari beranjak meninggalkanku yang diam mematung.
Rafa menghela napas panjang, kesal! Dengan langkah gontai ia segera
menuju ruang kuliahnya, menghempaskan tubuhnya di deretan kursi kedua
dari depan, matanya menerawang kemudian menghela napas lagi. Tom yang
duduk di sampingnya hanya menggeleng.
Alfiana Rahman, nama itu selalu terngiang di telingaku sejak bertemu
dengannya sekitar dua bulan yang lalu. Ia gadis yang ramah, cerdas,
polos dan banyak bertanya, itulah yang membuatku merasa menjadi manusia
paling pintar di dunia saat aku berada di depannya padahal kenyataannya
terbalik. Dan satu lagi dia adalah gadis saleha.
Aku mengenalnya dari Rania, mereka bersahabat. Sementara Rania adalah
salah satu dari sekian banyak wanita yang aku beri harapan, aku
menyayanginya, dia pun begitu. Tapi hubungan kami sama sekali tidak
jelas, sejenis hubungan tanpa status.
Fiana, begitu ia sering dipanggil. Mendaftar di salah satu perguruan
tinggi terkemuka dengan mengikuti program beasiswa. Rania memintaku
menjadi pembimbing yang akan siap menjawab jika Fiana bertanya atau
menemui kesulitan dan itu kulakukan dengan baik, karena Fiana pun sangat
gemar bertanya. Sementara aku selalu memberinya jawaban yang sok
spektakuler aku muak sendiri.
Saat semua urusan telah selesai, aku merasa mulai merindukannya,
merindukan saat ia mengirimiku pesan berisi pertanyaan-pertanyaannya,
rindu saat ia mengadukan kesulitannya dan aku merindukan pikiran-pikiran
cerdasnya.
Karena rindu yang mengganggu ini, aku segera mengirimi ia pesan dan
memintanya untuk menjadi temanku. Fiana menyambutnya dengan senang hati
aku bahagia. Lalu aku mengajaknya bertemu berdua, yah hanya aku dan
Fiana. Tapi justru karena itulah ia menolak. Ah, Rafa seharusnya aku
sudah bisa menduganya.
Semakin hari hatiku semakin terusik oleh sosok Fiana, cinta ini
semakin bergejolak, bahkan aku telah pandai merangkai kata-kata indah
bak seorang penyair ulung, ah.. cinta, dasar cinta.
“plak!” aku tersentak kaget, lamunanku buyar oleh suara pukulan keras di atas meja.
“saudara Rafa El-ghifari silahkan baca diktat kuliah yang ada di depan
anda dan maju untuk menggantikan presentasi saya!” suara itu menggema di
setiap tembok-tembok ruangan dan memantul menikamku.
Dengan segan kuraih diktat yang ada di depanku disertai kebingungan, yang mana? halaman berapa?
“saudara Rafa, cepatlah sedikit!” suara dosen sialan itu kembali menggema.
“sial!” makiku dalam hati. Aku melangkah gontai, sementara Tom hanya cekikikan, awas kau Tom, kubalas nanti!
Aku memulai presentasi terburuk seumur hidupku dengan gugup, tak
jelas jurusannya dan berakhir dengan sebuah peringatan, nilai ujian
elektroku akan dapat C. Argh… kalau terus-terusan seperti ini bisa-bisa
kuliahku berantakan.
Rafa melangkah tergesa menuju ruang kuliah Fiana, membiarkan Tom mengejarnya dengan susah payah.
“Rafa, lo dikejar tukang tagih utang?” Tom bertanya diselingi napasnya yang tersengal-sengal.
“gak usah banyak tanya deh Tom. Kalau lo mau ikut, ikut aja. Kalau gak
ya udah tunggu di sini.” Jawabnya acuh dan mempercepat langkahnya
meninggalkan Tom.
Rafa sampai di depan pintu kelas Fiana, menunggu gadis itu keluar
dengan gelisah, ah Fiana kepolosanmu telah membuat hati seorang pria
jadi tak menentu.
“Kak Rafa?” suara itu membuyarkan lamunanku, aku menoleh, dia tersenyum padaku. Oh Tuhan, bulan sabit yang indah. Gumamku.
“gimana presentasinya Kak?”
“hufh.. mengecewakan! aku gak bisa konsentrasi.” Ah, Fiana di saat
seperti ini dia masih menanyakan presentasi yang sebenarnya tak pernah
direncanakan itu, tahukah dia perasaanku?
“loh kok bisa? tumben?” mata bening itu menangkap kejanggalan.
“hufh.. karena.. karena kamu Fiana, kakak gak bisa konsentrasi karena
terus memikirkanmu.” Mata cokelatnya menatap tajam, dahinya berkerut.
“Kakak mencintaimu Fiana, kakak merindukamu setiap saat, karena itu
aku tidak bisa memikirkan yang lain selain kamu.” Kata-kata itu meluncur
semulus jalan tol.
“lalu Kakak menyalahkanku?” ya ampun Fiana, bukan itu maksudku, susah juga menghadapi gadis sepolos ini. Batinku.
“tidak! Sama sekali Kakak tidak menyalahkanmu Fiana.” Jawabku tegas.
“lalu?” mata beningnya masih menyimpan tanya.
“kakak hanya ingin kepastian, apakah Fiana juga merasakan hal yang sama
seperti yang kakak rasakan, apakah kamu bersedia menjadi milik kakak,
apakah kamu bersedia membalas cinta kakak Fiana?” bimbang, oh Fiana
mengertilah!
“aku pengen tanya Kak.”
“silahkan.”
“apa Tuhan itu Adil?”
“tentu saja,” jawabku bingung, kenapa Fiana bertanya seperti itu, apa dia ingin mengalihkan pembicaraan lagi.
“jika benar begitu, apakah Tuhan adil jika Ia membiarkan seorang gadis
yang hati, jiwa dan pikirannya belum tersentuh oleh laki-laki manapun
yang cintanya masih murni harus dimiliki oleh laki-laki yang hati, jiwa
dan pikirannya senantiasa disibukkan oleh wanita, yang selalu menebar
pesona dan harapan-harapan kosong kepada setiap wanita yang ia temui?
adilkah itu Kak?” kata-kata itu mengalir deras bak sungai Eufrat,
menghanyutkan semua yang ada di hadapannya, membasahi hati-hati yang
kering karena kemarau panjang.
Hanya tetesan bening di pelupuk mataku yang mampu menjawabnya. Oh..
Tuhan, mata bening itu dan pertanyaannya yang terkesan lugu tapi sungguh
ia lebih tajam dari anak panah, tepat menikam ulu hatiku.
Aku sadar betapa bejatnya aku, menebar pesona kepada setiap gadis
yang kutemui dan memberi mereka harapan, perhatian dan rasa sayang yang
sama, aku telah banyak menyakiti hati mereka yang rapuh. Laki-laki bejat
sepertiku berani-beraninya mengharapkan Fiana yang bagai mutiara
sedangkan aku hanya sebutir pasir. Tega sekali jika aku mengotori cinta
Fiana.
Ahh, aku ingat ucapan Ustad yang pernah membawakan khutbah nikah di
kampungku dulu. Wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik pula.
Mata bening itu masih menatapku, kini tampak teduh.
“kita masih berteman Kak,” Tersenyum seakan tak pernah terjadi apa-apa.
Oh Fiana.. kau akan mendapatkan keadilan itu. Pasti adikku.
Cerpen Karangan: Fatmailia Atha Azzahra
Muhammad al-Fatih adalah salah
seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia
merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih adalah
gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri
atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11
abad.
Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain
menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di
Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa,
dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi
menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan
Utsmani.
Karakter Pemimpin Yang Ditanamkan Sejak Kecil
Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di
Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari
Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah.
Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan
anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi seorang pemimpin
yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad kecil
yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari
hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan
strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa,
seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia
21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani,
Latin, dan Yunani, luar biasa!
Walaupun usianya baru seumur jagung, sang ayah, Sultan Murad II,
mengamanati Sultan Muhammad memimpin suatu daerah dengan bimbingan para
ulama. Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari bahwa
dia memiliki tanggung jawab yang besar di kemudian hari. Bimbingan para
ulama diharapkan menjadi kompas yang mengarahkan pemikiran anaknya agar
sejalan dengan pemahaman Islam yang benar.
Menjadi Penguasa Utsmani
Sultan Muhammad II diangkat menjadi Khalifah Utsmaniyah pada tanggal 5
Muharam 855 H bersamaan dengan 7 Febuari 1451 M. Program besar yang
langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah
menaklukkan Konstantinopel.
Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan
cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri
yang strategis. Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah
terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya.
Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh
Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik
secara politis maupun militer.
Menaklukkan Bizantium
Sultan Muhammad II juga menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit yang
akan mengepung Konstantinopel dari darat. Pada saat mengepung benteng
Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya pertahanan
benteng tersebut. Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50 hari
itu, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga,
pikiran, dan perbekalan mereka.
Pertahanan yang tangguh dari kerajaan besar Romawi ini terlihat sejak
mula. Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari
laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas.
Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi
rantai tersebut.
Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan
satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut. Ide ini mirip
dengan yang dilakukan oleh para pangeran Kiev yang menyerang Bizantium
di abad ke-10, para pangeran Kiev menarik kapalnya keluar Selat
Bosporus, mengelilingi Galata, dan meluncurkannya kembali di Tanduk
Emas, akan tetapi pasukan mereka tetap dikalahkan oleh orang-orang
Bizantium Romawi. Sultan Muhammad melakukannya dengan cara yang lebih
cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara
setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang
sangat singkat, tidak sampai satu malam.
Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali
tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal
mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat
yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan
menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu
kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.
Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai
simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang
tidak takut akan kematian. Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad
itu jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan
265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H
bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil
memasuki Kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama
Sultan Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel.
Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad al-Fatih turun dari
kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah. Setelah itu, ia
menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi
masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah
Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang
berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.
Selain itu, Sultan Muhammad al-Fatih juga memerintahkan untuk membangun masjid di makam sahabat yang mulia Abu Ayyub al-Anshari radhiallahu ‘anhu, salah seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wafat saat menyerang Konstantinopel di zaman Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan radhiallahu ‘anhu.
Apa yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tentu saja bertentangan dengan syariat, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“… Ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kamu telah
menjadikan kuburan Nabi-Nabi mereka sebagai tempat ibadah, tetapi
janganlah kamu sekalian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, karena
aku benar-benar melarang kamu melakukan perbuatan itu.” (HR. HR. Muslim
no.532)
Kekeliruan yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tidak serta-merta
membuat kita menafikan jasa-jasanya yang sangat besar. Semoga Allah
mengampuni kesalahan dan kekhilafannya beliau rahimahullah.
Setelah itu rentetat penaklukkan strategis dilakukan oleh Sultan
Muhammad al-Fatih; ia membawa pasukannya menkalukkan Balkan, Yunani,
Rumania, Albania, Asia Kecil, dll. bahkan ia telah mempersiapkan pasukan
dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi di Italia, akan
tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal itu.
Peradaban Yang Dibangun Pada Masanya
Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas
kekuasaan Utsmani melebihi sultan-sultan lainnya, Muhammad al-Fatih juga
dikenal sebagai seorang penyair. Ia memiliki diwan, kumpulan syair yang ia buat sendiri.
Sultan Muhammad juga membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah, dan
59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani. Peninggalannya yang
paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub
al-Anshari
Wafatnya Sang Penakluk
Pada bulan Rabiul Awal tahun 886 H/1481 M, Sultan Muhammad al-Fatih
pergi dari Istanbul untuk berjihad, padahal ia sedang dalam kondisi
tidak sehat. Di tengah perjalanan sakit yang ia derita kian parah dan
semakin berat ia rasakan. Dokter pun didatangkan untuk mengobatinya,
namun dokter dan obat tidak lagi bermanfaat bagi sang Sultan, ia pun
wafat di tengah pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Rabiul Awal 886
H/3 Mei 1481 M. Saat itu Sultan Muhammad berusia 52 tahun dan memerintah
selama 31 tahun. Ada yang mengatakan wafatnya Sultan Muhammad al-Fatih
karena diracuni oleh dokter pribadinya Ya’qub Basya, Allahu a’lam.
Tidak ada keterangan yang bisa dijadikan sandaran kemana Sultan
Muhammad II hendak membawa pasukannya. Ada yang mengatakan beliau hendak
menuju Itali untuk menaklukkan Roma ada juga yang mengatakan menuju
Prancis atau Spanyol.
Sebelum wafat, Muhammad al-Fatih mewasiatkan kepada putra dan penerus
tahtanya, Sultan Bayazid II agar senantiasa dekat dengan para ulama,
berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan benar-benar menjaga agama
baik untuk pribadi, masyarakat, dan kerajaan.
Semoga Allah membalas jasa-jasamu wahai Sultan Muhammad al-Fatih…
Sumber: islamstory.com
Berikut ini adalah nasihat
al-Hasan al-Bashri kepada Umar bin Abdul Aziz, salah seorang khalifah
yang shaleh dari Bani Umayyah. Al-Hasan menasihati beliau tentang
hakikat dunia, karena bisa jadi seseorang yang shaleh pun tergelicir
ketika memegang kekuasaan tertinggi dan dia membutuhkan nasihat yang
mengingatkannya. Apalagi jabatan yang dipegang oleh Umar adalah jabatan
yang sangat besar, karena ia adalah salah satu raja yang memegang
wilayah terbesar di dunia. Godaan, ambisi, fitnah dunia, dan keinginan
untuk menikmatinya bisa saja muncul kala itu.
Al-Hasan al-Bashri menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz, isi
surat tersebut menjelaskan tentang hakikat dunia. Teks surat tersebut
adalah sebagai berikut:
Amma ba’du.. Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dunia adalah rumah persinggahan dan perpindahan bukan rumah tinggal selamanya.
Adam diturunkan ke dunia dari surga sebagai hukuman atasnya, maka
berhati-hatilah. Sesungguhnya orang yang berhasrat kepada dunia akan
meninggalkannya, orang yang kaya di dunia adalah orang yang miskin
(dibanding akhirat), penduduk dunia yang berbahagia adalah orang yang
tidak berlebih-lebihan di dalamnya. Jika orang yang berakal lagi cerdik
mencermatinya, maka dia melihatnya menghinakan orang yang memuliakannya,
mencerai-beraikan orang yang mengumpulkannya. Dunia layaknya racun,
siapa yang tidak mengetahuinya akan memakannya, siapa yang tidak
mengetahuinya akan berambisi kepadanya, padahal, demi Allah itulah letak
kebinasaannya.
Wahai Amirul Mukminin, jadilah seperti orang yang tengah mengobati
lukanya, dia menahan pedih sesaat karena dia tidak ingin memikul
penderitaan panjang. Bersabar di atas penderitaan dunia lebih ringan
daripada memikul ujiannya. Orang yang cerdas adalah orang yang
berhati-hati terhadap godaan dunia. Dunia seperti pengantin, mata-mata
melihat kepadanya, hati terjerat dengannya, pada dia, demi Dzat yang
mengutus Muhammad dengan kebenaran, adalah pembunuh bagi siapa yang
menikahinya.
Wahai Amirul Mukminin, berhati-hatilah terhadap perangkap
kebinasaannya, waspadailah keburukannya. Kemakmurannya bersambung dengan
kesengsaraan dan penderitaan, kelanggengan membawa kepada kebinasaan
dan kefanaan. Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, bahwa angan-angannya
palsu, harapannya batil, kejernihannya keruh, kehidupannya penderitaan,
orang yang meninggalkannya adalah orang yang dibimbing taufik, dan orang
yang berpegang padanya adalaah celaka lago tenggelam. Orang yang cerdik
lagi pandai adalah orang yang takut kepada apa yang dijadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala
untuk menimbulkan rasa takut, mewaspadai apa yang Allah telah
peringatkan, berlari meninggalkan rumah fana kepada rumah yang abadi,
keyakinan ini akan sangat terasa ketika kematian menjelang.
Dunia wahai Amirul Mukminin, adalah rumah hukuman, siapa yag tidak
berakal mengumpulkan untuknya, siapa yang tidak berilmu tentangnya akan
terkecoh, sementara orang yang tegas lagi berakal adalah orang yang
hidup di dunia seperti orang yang mengobati sakitnya, dia menahan diri
dari pahitnya obat karena dia berharap kesembuhan, dia takut kepada
buruknya akibat di akhirat.
Dunia wahai Amirul Mukminin, demi Allah hanya mimpi, sedangkan
akhirat adalah nyata, di antara keduanya adalah kematian. Para hamba
berada dalam mimpi yang melenakan, sesungguhnya aku berkata kepadamu
wahai Amirul Mukminin apa yang dikatakan oleh seorang laki-laki bijak,
‘Jika kamu selamat, maka kamu selamat dari huru-hara besar itu. Jika tidak, maka aku tidak mengira dirimu akan selamat’.
Ketika surat al-Hasan al-Bashri ini sampai ke tangan Umar bin Abdul
Aziz, beliau menangis sesenggukan sehingga orang-orang yang ada di
sekitarnya merasa kasihan kepadanya. Umar mengatakan, “Semoga Allah
merahmati al-Hasan al-Bashri, beliau terus membangunkan kami dari tidur
dan mengingatkan kami dari kelalaian. Sungguh sangat mengagumkan, beliau
adalah laki-laki yang penuh kasih terhadap kami (pemimpin), beliau
begitu tulus kepada kami. Beliau adalah seorang pemberi nasihat yang
sangat jujur dan sangat fasih bahasanya.”
Umar bin Abdul Aziz membalas surat al-Hasan dengan mengatakan:
“Nasihat-nasihat Anda yang berharga telah sampai kepadaku, aku pun
mengobati diriku dengan nasihat tersebut. Anda menjelaskan dunia dengan
sifat-sifatnya yang hakiki, orang yang pintar adalah orang yang selalu
berhati-hati terhadap dunia, seolah-olah penduduknya yang telah
ditetapkan kematian sudah mati. Wassalamu’alaikum warahmatullah
wabarakatuh.”
Ketika balasan Umar sampai di tangan al-Hasan, beliau berkata,
“Amirul Mukminin benar-benar mengagumkan, seorang laki-laki yang berkata
benar dan menerima nasihat. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
mengagungkan nikmat dengan kepemimpinannya, merahmati umat dengan
kekuasaannya, menjadikannya rahmat dan berkah.”
Al-Hasan al-Bashri menulis sedikit lagi pesan kepada Umar bin Abdul Aziz dengan mengatakan:
“Amma ba’du, sesungguhnya ketakutan besar dan perkara yang dicari ada
di depanmu, dan engkau pasti akan menyaksikannya, selamat atau celak.”
(Az-Zuhd, al-Hasan al-Bashri, Hal.169).
Sumber: Perjalanan Hidup Khalifah Yang Agung, Umar bin Abdul Aziz,
Ulama dan Pemimpin Yang Adil ditulis oleh DR. Ali Muhammad ash-Shalabi.
Diterbitkan oleh Darul Haq.
ENTREPRENEURSHIP - Bicara
tentang bisnis online memang tidak akan ada habisnya. Setiap hari ada
saja strategi baru dan perkembangan teknologi yang harus terus kita
ikuti. Beberapa pebisnis online berikut ini akan memberikan kamu
inspirasi dan wawasan, tentang apa saja yang membuat mereka sukses
mengembangkan bisnis onlinenya. Dan kamu juga bisa melakukan ini:
1. Soal konversi keinginan customer jadi keuntungan, Fadli Ramon Jagonya
Dari yang awalnya hanya hobi,
kemudian berlanjut menjual produk headphone di Kaskus dan sosial media,
kini Fadli Ramon sukses mengembangkan bisnis onlinenya. Salah satu
faktor yang membuatnya bisa sampai di sini adalah kepekaannya
mendengarkan masukan dan kritik dari pelanggan.
Dan salah satu yang sangat
membantunya mereview headphone yang diimport langsung dari luar negeri
adalah teman – teman di komunitas yang ia ikuti, yaitu Kere Hore.
Berbekal relasi yang sudah banyak, ia memberanikan diri untuk meminta
anggota Kere Hore untuk mencoba dan menguji headphone miliknya.
Ia juga menggunakan review dari
pelanggan tentang produk – produk yang ia jual. Ini membuatnya terus
tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan dari produk
headphoneku miliknya.
2. Menurut Batikbolags.com, kualitas berbanding lurus dengan keuntungan
Meskipun terlihat biasa saja, namun
Gunadi Sinatrio membuat baju batik yang unik dan berbeda dari yang lain.
Ia berhasil menggabungkan kebudayaan Indonesia dengan kegemaran rakyat
Indonesia terhadap sepak bola dunia. Batik Bola adalah nama yang memang
unik dan berbeda. Ia membuat desain pakaian batik dengan tambahan logo
beberapa klub sepak bola dunia, seperti manchester United.
Karena produk yang ia jual adalah
produk modifikasi, ia selalu memperhatikan setiap produk batik bolanya.
Mulai dari desain, bahan baku hingga kualitas cetakan dan penjahitan
baju. Baginya kualitas sangat berpengaruh terhadap harga jual di
pasaran. Apalagi produk batik bola ini cukup baru di telinga masyarakat.
Jika tidak pandai menjaga kualitas, bisa – bisa pasar tidak menerima
produk variasi ini lagi.
3. Nyeleneh dan berani membuat konsep baru, buat Kaosamal.com sukses
Kalau hanya menjual kaos siapa saja
bisa, tapi tidak banyak orang yang bisa memanfaatkan peluang bisnis ini
menjadi sesuatu yang berbeda. Lain lagi dengan Monika, yang mau
menjalankan bisnis kaosamal.com ini. Ia menggabungkan bisnis kaos dengan
upaya berbagi kepada sesama.
Salah satu yang juga membedakan
konsep kaos amalnya dengan yang lain adalah adanya unsur dakwah di
setiap desain kaos yang ia jual. Dari sini ia berani memasarkan
Kaosamalnya secara online.
4. Ketinggalan zaman bukan pilihan bagi Eling Dwi Prastiwi
Bukan hanya teknologi saja yang
harus diupdate, produk yang dijual juga harus selalu update. Menjual
produk fashion atau mainan anak – anakpun harus selalu update. Karena
jika tidak, bisa – bisa toko online kita ditinggal pelanggan karena
ketinggalan zaman.
Seperti yang dilakukan oleh Eling
Dwi Prastiwi, owner butikperhiasan.com yang menganggap bahwa update
model perhiasan terbaru adalah sebuah kebutuhan yang harus selalu
dipenuhi. Lain halnya dengan David Budiono yang selalu mengganti produk
best seller sesuai dengan trend yang ada di masyarakat saat ini. Dari
sini mereka terus memberikan produk yang benar – benar dibutuhkan dan
dicari oleh pelanggan.
5. Gaya tetap harus nomor satu, ini kemasan sukses dari GPDistro.com
Gak banyak orang yang peduli dengan
penampilan dan kualitas akses website toko onlinenya. Padahal ini adalah
komponen penting untuk kesuksesan bisnis online. Lain lagi dengan yang
dilakukan Andriyanto, pemilik GPDistro. Ia selalu memperhatikan
penampilan website dari awal GPDistro.comdibangun.
“Bagi saya, KEMASAN itu penting!!
Oleh sebab itu saya menonjolkan desain website yang menarik, mudah
diakses dan saya memajang foto produk dengan lebih jelas di website
dibanding milik pesaing”
Begitulah kata Andriyanto. Baginya nilai sebuah toko online akan muncul saat pengunjung senang dengan website yang ada.
6. Jangan takut menjamin tukar barang, ini pesan dari Faziostore.com
Beberapa orang mungkin ragu atau
bahkan takut untuk berbelanja online. Alasan mereka rata – rata karena
produk atau barang yang dijual tidak bisa dilihat secara langsung. Jadi
saat ada masalah dengan barang, konsumen tidak bisa menukarnya secara
langsung. Inilah yang membuat sebagian besar orang memilih untuk tidak
berbelanja online.
Apalagi saat pebisnis online tidak
memberikan keyakinan kepada pelanggan mereka ketika diragukan keaslian
atau keadaan dari produk yang dijual. Sebagian besar toko online tidak
mau memberikan jaminan saat terjadi masalah dengan produk yang mereka
jual. Tapi tidak dengan Juwadi Harjo pemilik dari Faziostore.com yang
mau untuk memberikan jaminan uang kembali kepada pelanggan mereka.
“Untuk mensiasati kepercayaan mereka
terhadap barang yang kami jual, kami memberikan penjelasan yang baik
kepada pelanggan. Kamipun berani memberikan jaminan tukar untuk produk
yang tidak sesuai dengan apa yang dipesan oleh pelanggan, dengan sayarat
dan ketentuan yang ada di toko kami”
Itu yang ia katakan. Baginya
kepercayaan pelanggan adalah segalanya, apalagi untuk bisnis online yang
tidak mudah mendapat pelanggan yang percaya dengan produk dan layanan
yang diberikan.
7. Seperti Brandedbatam.com, jangan pelit bagi ilmu, ataupun sharing dengan customer
Jika ada yang bilang bisnis online
itu sulit mendapatkan relasi bisnis, maka kamu salah. Karena bisnis
online sekalipun tidak bertemu dengan orang secara langsung bisa dapat
relasi yang gak kalah banyak dengan bisnis biasanya. Seperti yang
dilakukan Brandedbatam.com.
“Kami membuka sebesar-besarnya ruang
komunikasi bagi customer. Salah satunya melalui Fitur Real Time Chat.
Fitur ini sangat penting menurut kami saat ini sebab customer bisa
langsung menghubungi kita dan menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan
mereka”, kata Afriz Taufiq
Selain itu kita juga bisa mengadakan
acara kumpul – kumpul dengan customer atau pelanggan kita. Ajak saja
mereka meet up dan membahas beberapa bahasan santai yang mengakrabkan
antara bisnis online kamu dengan mereka.
8. Minilovebites.com suka sekali dandani paket produknya
Nah, untuk sukses di bisnis online,
kamu harus punya hal yang unik dan membedakan kamu dengan bisnis online
lainnya. Kalau dirasa website, produk dan bahkan harga kamu sangatlah
bersaing dengan kompetitor, kamu bisa bangun keunikan dari segi
packaging produk kamu. Sekalipun produk kamu hanya pakaian yang tidak
perlu box besar saat dibungkus, tapi produk kamu harus punya perlakuan
istimewa.
Seperti yang dilakukan oleh Diah
Venita, owner dari Minilovebites. “Kami terus berupaya untuk meningkatan
dan mengutamakan rasa pada setiap produk yang kami hasilkan. Selain itu
kami juga memberikan sebuah packaging yang bagus dan menarik, serta
pelayanan yang bernilai excellent. Kami pun berpendapat bahwa produk,
desain, website, toko dan cara berbisnis kami yang simple dan to the
point ini merupakan cerminan dari kepribadian kami sendiri”.
Baginya harus ada yang istimewa dan
berbeda dari pesaing kita, salah satunya yang ia lakukan adalah melalui
packaging kue yang ia kirimkan ke konsumen.
9. Berani ciptakan produk unggulan kamu sendiri
Keunikan yang harus toko online kamu
punya bisa kamu ciptakan dari produk yang kamu jual. Jika memang kamu
menjual produk yang sama dengan kompetitor, kamu bisa beri inovasi yang
berbeda dari mereka. Produk buatan kamu sendiri akan memberikan kesan
dan nilai plus bagi pelanggan kamu.
Seperti yang dilakukan oleh Abdul
Haris owner dari Viatushop.com. “Bisnis yang kami jalankan saat ini
adalah jasa pembuatan sepatu handmade yang dapat dipesan dengan model
dari kami atau model dari manapun secara by request mulai dari ukuran,
hak, warna,bahan, dan lain-lain.
Mungkin banyak yang membuka jasa
pembuatan sepatu dengan kami, namun yang berbeda dari kami adalah kami
tidak membataskan jumlah minimal pemesanan, partai besar, kecil, atau
satuan akan kami terima dengan senang hati”.
Begitu pentingnya sebuah keunikan
untuk nilai toko online kamu. Gak ada salahnya kalau kamu mulai
berinovasi menciptakan produk kamu sendiri. Kamu bisa menciptakan merek
dan promosi bisnis kamu sendiri.
Lalu mana yang akan kamu lakukan
agar bisa mengikuti jejak sukses mereka? Bisnis online bisa jadi solusi
kamu yang ngakunya ga punya waktu dan modal untuk bisnis, tapi ingin
sukses jadi pebisnis.
ENTREPRENEURSHIP - Untuk meraih sukses dalam memasarkan produk, media
sosial saat ini menjadi alat paling manjur dalam mengembangkan bisnis.
Media sosial kerap dimanfaatkan para pebisnis untuk memperluas merek dan
menambah jumlah pelanggan.
Twetter, Facebook, Instagram, Google+ dan media sosial lainnya menjadi
ajang mempromosikan produk. Dikutip dari situs entrepreneur, ada delapan
tips dalam membangun merek melalui media sosial, yaitu:
1. Membuat tweets Anda menonjol
Jika Anda tidak ingin tulisan membingungkan di Twitter, pastikan untuk
menyertakan gambar, link yang terkait untuk memisahkan missives Anda
dari torrent tweets lainnya.
2. Ekspresikan diri Anda dengan posting lagi
Jika Anda merasa dibatasi oleh jumlah 140 karakter di Twitter, Anda bisa
memperluas ke titik tulisan pada platform, seperti Tumblr, Google+ dan
LinkedIn.
3. Memperkuat jaringan di Facebook
Jika Anda menemukan bahwa perusahaan Anda tidak mendapatkan respon di
Facebook, perlu untuk membuat group di Facebook untuk memicu lebih
banyak koneksi dan percakapan di sekitar produk dan merek. Pelanggan
Anda juga dapat memilih untuk mendapatkan update dari Anda dengan cara
ini.
4. Tindakan inspire
Berusaha untuk memperbanyak yang menyukai halaman dalam posting Anda untuk mendapatkan lebih banyak traksi, klik dan konversi.
5. Tetap top of mind
Menyesuaikan posting Anda untuk setiap masyarakat dan pastikan untuk
menyertakan link ke account sosial lainnya, sehingga pelanggan tahu
tempat lain untuk menemukan Anda.
6. Membuat koneksi
Anda tidak hanya menjual produk atau jasa, tetapi jaringan yang lebih
besar. Jika Anda tahu orang-orang di sekitar akan mendapat manfaat dari
pertemuan. Apakah mereka seorang investor, penasihat, klien atau
pelanggan, membuat pendahuluan bahwa Anda dan merek mudah diingat dengan
baik.
7. Bagi tanggapan Anda
Ketika Anda mendapatkan umpan balik positif dari pelanggan, jangan takut
untuk menyorotnya. Retweet pelanggan dengan pujian, ucapkan terima
kasih kepada pelanggan individu pada halaman Facebook Anda.
8. Kembangkan ide pemasaran
Jika ide pemasaran menarik bagi Anda, tetapi Anda tidak yakin apakah itu
akan bekerja, tidak hanya melakukan penelitian tetapi mencobanya.
Orang-orang akan menghargai sesuatu yang sedikit tidak biasa, dan itu
bisa dilakukan.
Peperangan yang tidak seimbang, kaum muslimin berjumlah 314 sementara
kuffar Quraisy 950 pasukan. Dalam perang Badar, tersebutlah seorang
sahabat bernama Abu Ubaidah yang berperang penuh keberanian, beliau
menerjang musuh, orang-orang kufar Quraisy segan berhadapan bahkan
mereka takut menghadapi pejuang ini, karena Abu Ubaidah berperang tidak
ada rasa takut untuk mati. Tatkala perang berkecamuk, tiba-tiba ada
diantara tentara Quraisy yang berusaha menghadang Abu Ubaidah, beliaupun
menghindar dari hadangan tentara tersebut dan berusaha menjauh, tetapi
upaya tersebut tidak mendapatkan hasil, tentara Quraisy tersebut
senantiasa mengikuti kemana Abu Ubaidah pergi bahkan menghadangnya penuh
dengan berani. Diwaktu dimana Abu Ubaidah dalam keadaan sempit dan
susah untuk menghindar maka Abu Ubaidah mengayunkan pedangnya dan
menebas orang tersebut, tersungkurlah tentara Quraisy itu. Ternyata
tentara itu adalah Abdullah bin Jarrah, ayah Abu Ubaidah.
Beliau tidak membunuh ayahnya, yang beliau bunuh adalah kesyirikan yang
ada pada pribadi ayahnya, yang dengannya Allah menurunkan wahyu-Nya,
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak,
atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka
itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati
mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap
mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat- Nya. Mereka
itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah
itulah golongan yang beruntung.” (QS. Al-Mujadilah: 22)
Abu Ubaidah adalah seorang sahabat yang berperawakan tinggi, kurus
dan berwajah tampan. Orang yang melihatnya akan merasa senang dan
membuat jiwa tenang dan ingin selalu berjumpa dengannya. Beliau sangat
tawadhu, pemalu, tetapi jika keadaan harus memaksa beliau untuk
bertindak dan berbuat, maka ia bergegas melakukan bagaikan singa yang
hendak menerkam mangsanya.
Abu Ubaidah bernama Amir bin Abdillah bin Jarrah Al-Qurasy dan memiliki kunyah Abu Ubaidah.
Abdullah bin Umar bin Khaththab berkata, “Tiga orang yang merupakan
pemuka orang Quraisy dan sangat dihormati akhlak mereka, mulia, pemalu,
jika mereka berbicara kepada kalian tidak akan berdusta, jika kalian
berbicara dengan mereka, merekapun tidak mendustakan kalian. Mereka
adalah Abu Bakar as Siddiq, Utsman bin Affan dan Abu Ubaidah bin
Jarrah.”
Menurut tarikh, Abu Ubaidah termasuk orang yang pertama masuk dalam
agama islam. Beliau masuk Islam setelah mendapat ajakan Abu Bakar As
Siddiq, sehari setelah Abu Bakar menyatakan keislamannya. Setelah itu
berturut-turut diikuti Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Mad’uun dan Al
Arqam bin Abi al Arqam. Mereka semua masuk Islam di hadapan Rasulullah
dan mengumumkan keislaman mereka dan merekalah tonggak dan pilar umat
ini.
Suatu ketika datanglah utusan dari orang-orang Nasrani kepada
Rasulullah. Merekapun berkata, “Wahai abul Qasim(panggilan untuk
Rasulullah), utuslah kepada kami seorang laki-laki dari sahabatmu, yang
engkau ridhai untuk menjadi hakim dan penengah diantara kami dalam suatu
urusan yang kami miliki dari harta kami yang kita berselisih
didalamnya, karena kaum muslimin dihadapan kami sangat terhormat dan
kami ridha dengan kalian. ”Maka Rasulullah bersabda, ‘Datanglah nanti
sore, niscaya aku akan kirim orang yang kuat dan terpercaya.’ Umar
berkata, “Maka aku datang untuk shalat dhuhur di awal waktu dan aku
tidak berharap untuk memperoleh jabatan sebagai pemimpin kecuali waktu
itu, dan harapanku adalah orang yang di pilih Rasul adalah aku, sesudah
sholat dhuhur, maka baginda Nabi menoleh ke kanan dan ke kiri, maka
akupun berusaha menampakkan diriku sehingga baginda Nabi melihatku. Nabi
kembali menengok ke kanan dan ke kiri, kemudian beliau melihat Abu
Ubaidah dan memanggilnya dan berkata, ’Pergilah bersama
mereka(orang-orang Nasrani) dan jadilah penengah diantara mereka,
hakimilah apa yang mereka perselisihkan dengan adil’, maka aku(Umar)
berkata,’’Abu Ubaidahlah yang telah meraihnya.”
Sesudah Rasulullah wafat, maka Umar berkata kepada Abu baidah,
”Bentangkanlah tanganmu wahai Abu Ubaidah karena aku mendengar Nabi
bersabda, ’Tiap umat memiliki orang yang dipercaya dan sesungguhnya
orang yang terpercaya untuk umat ini adalah Abu Ubaidah.’ Maka beliau
menjawab, ‘Aku tidak akan maju dan didepanku ada orang yang diperintah
Rasulullah untuk menjadi imam shalat dan kami akan mempercayakannya
sampai wafat.” Kemudian Abu Bakar dibaiat dan kaum muslimin pun sepakat
untuk membaiatnya.
Menjelang wafat, Abu Ubaidah berwasiat kepada tentaranya dan waktu itu
beliau berada di negeri Syam. “Sesungguhnya aku berwasiat kepada kalian,
dan kalian akan semakin baik selama kalian memeganginya yaitu
dirikanlah shalat, berpuasalah Ramadhan, bersedekahlah, berhajilah dan
berumrahlah, dan lakukanlah saling memberi nasihat, nasihatilah pemimpin
kalian dan janganlah kalian curangi mereka dan janganlah kalian
mencampakkan dalam kebinasaan karena dunia…”
Tidak lama sesudah beliau memberi nasihat, ajalpun menyongsongnya,
semoga Allah meridhainya dan meridhai kita semua. Amiin, ya Rabbal
alamin..
Peradaban Islam telah menyinari ujung-ujung dunia. Cahayanya menyebar
di tiap jengkal wilayah yang pernah dimasukinya. Di antara kisah yang
menarik tentang keagungan Islam dan betapa besar peradabannya adalah
kisah Islam di India. Negeri dimana syiar Islam tegak kokoh dalam kurun
yang lama. Masyarakat hidup dalam keimanan dan keamanan. Serta keadilan
dan kebaikan.
Geografi India
Pertama-tama, kita harus mengetahui geografi India. Karena India
dalam sejarah Islam berbeda dengan India yang kita kenal pada hari ini.
Dalam istilah sejarah Islam, India adalah suatu wilayah yang saat ini
meliputi beberapa negara. Yaitu: India, Pakistan, Bangladesh, Srilanka,
dan Maladewa. Inilah wilayah India yang dimaksud dalam pembahasan kita.
Wilayah yang sebelah selatannya berbatasan dengan Pegunungan Himalaya.
Sebelah barat berbatasan dengan Pegunungan Hindukus dan Sulaiman, yang
terletak di wilayah Afghanistan dan Iran. Di sepanjang perbatasan utara,
wilayah India berbatasan dengan semenanjung Laut Arab dan Teluk Bengal.
India Pra Islam
Sebelum datangnya Islam, kemerosotan akhlak, nilai-nilai
kemasyarakatan, dan keyakinan sangat jelas terlihat. Kemunduran
pilar-pilar kemasyarakatan ini tampak sedari abad ke-6 masehi. Ditandai
dengan banyaknya sesembahan dan Tuhan. Tersebarnya perzinahan. Nafsu
syahwat diumbar tak terarah. Ketimpangan lingkungan sosial. Dan
meratanya ketidak-adilan (Madza Khasara al-Alam bi Inhithath al-Muslimin oleh Abu Hasan an-Nadwi, Hal: 88).
Di masa-masa itu, begitu banyak agama dan kepercayaan di India. Yang
terbesar adalah Hindu, Kemudian Budha. Di sana juga terdapat sedikit
orang-orang Nasrani dan Yahudi (Tarikh al-Islam fi al-Hind oleh Abdul Mun’in Namr, Hal: 24).
Sulit untuk menentukan kapan pertama kalinya terjadi kontak antara
masyarakat India dengan orang-orang Arab Islam. Hanya saja dapat
diketahui bahwa kontak budaya mereka dimulai dengan adanya perniagaan.
Kapal-kapal Arab singgah di banyak pelabuhan India. Bahkan sampai ke
Teluk Bengal dan negeri-negeri Melayu. Termasuk Indonesia. Sehingga bisa
kita temukan perkampungan Arab di wilayah-wilayah tersebut.
Mengenal Islam
Wilayah-wilayah India; India, Pakistan, Bangladesh, Srilanka, dan
Maladewa merupakan komunitas terbesar agama Hindu dan Budha. Ada
beberapa berita yang menyebutkan bahwa kontak dunia Islam dengan wilayah
India telah terjadi sejak zaman Nabi ﷺ. Diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ
pernah mengirim surat kepada raja India, Raja Malipar. Beliau ﷺ
menawarkan Islam kepadanya. Ada pula riwayat yang menyebutkan bahwa Raja
Kudunglur (Arab: كدنغلور) mengunjungi Nabi ﷺ di Madinah.
Kemudian di masa Khalifah Rasyidin, utusan-utusan Islam telah
mencapai Bombay. Dan di masa Muawiyah, raja pertama dalam Islam ini
pernah mengirim pasukan ke wilayah Sindh. Seiring waktu, kontak dengan
wilayah India kian menemui puncaknya. Pada masa Abdul Malik bin Marwan,
Muhammad bin Qasim datang ke India. Ia memerangi orang-orang India yang
menyandera kaum muslimah. Mulailah wilayah-wilayah India dibebaskan.
Islam pun diterima masyakarat dan tersebar di sana.
Di masa berikutnya, Umar bin Abdul Aziz menyurati beberapa raja
India. Di antara mereka ada yang menerima Islam. Kemudian disempurnakan
oleh Hisyam bin Abdul Malik yang berhasil menstabilkan wilayah India.
Di awal kekuasaan Daulah Abasiyah, terjadi kerusuhan di negeri
Hindustan ini. Kemudian Khalifah Harun al-Rasyid mengangkat sejumlah
gubernur bergantian memimpin wilayah Sind hingga wilayah India pun
tunduk kepada kekhalifahan di Baghdad.
Ketika kekhalifahan mulai melemah, orang-orang India tunduk kepada
orang-orang Samani. Salah satu kepercayaan yang meyakini bahwa air dan
api adalah bendak suci. Hingga datang Mahmud Ghaznawi. Islam pun kembali
Berjaya. Sampai-sampai raja wilayah Kasymir pun memeluk Islam melalui
perantaranya.
Setelah era Dinasti Ghaznawi, India dikuasai oleh orang-orang Dinasti
Saljuk. Kemudian Turkman. Setelah itu orang-orang Ghuri. Lalu berganti
lagi dikuasai orang-orang Mamalik. Dinasti Mamluk berhasil menjaga India
dari serangan Mongol. Setelah itu, India dikuasai oleh Dinasti Khilji
yang merupakan orang-orang Turk.
Beberapa lama dikuasai pihak luar, akhirnya orang-orang India kembali
memerintah di daerah mereka. Pada masa ini wilayah India terpecah
menjadi enam negara. Namun Dinasti Lodi berhasil menyatukannya kembali.
Ketika kekuasaan Dinasti Lodi melemah, muncullah Dinasti Mughal. Yang
kemudian menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar di abad pertengahan.
Namun sayangnya, kerajaan ini pula yang menjadi penguasa muslim
terakhir di wilayah India yang luas ini.
Raja Mughal yang terkuat adalah Raja Jalaluddin. Kekuasannya meliputi
seluruh wilayah India, kecuali wilayah ujung selatan. Wilayah selatan
ini dikuasai oleh raja-raja Bijapur dan Kalinga yang telah menerima
Islam pula. Pada saat itu, muncul seorang Indian yang bernama Vijayankir
(Arab: فيجايانكر). Ia berobsesi menyatukan seluruh agama yang ada di
India menjadi satu aliran kepercayaan. Dari sini kita ketahui, isu
pluralism agama adalah sebuah pemikiran lama yang booming kembali di abad modern ini.
Di pesisir barat India, orang-orang Portugal mulai menunjukkan
ambisinya. Belanda menyimpan obsesi. Dan Perancis turut bergerak.
Inggris pun merangkul mereka. terbentuklah sebuah perserikatan dagang
Inggris di India. Muncullah took-toko kecil. Kemudian dijaga oleh
orang-orang Inggris. Dari sini terbentuklah militer yang kemudian.
Mulailah terjadi ketegangan antara pribumi, dengan penjajah Kristen
Eropa.
Muncullah gerakan jihad di tanah Hindustan. Inggris pun mulai
memainkan tipu muslihat dengan berusaha memecah belah kelompok-kelompok
jihad. Mereka mengadakan konspirasi pemecah belah dengan menyerukan agar
India lepas dan bebas dari pengaruh asing. Orang asing di sini
maksudnya adalah pendatang Islam yang sudah mendarah daging dengan
penduduk setempat.
Sama halnya dengan seruan saat ini, kampanye pemisahan budaya Arab
dan budaya lokal begitu deras dihembuskan. Padahal dari beberapa contoh
yang disebutkan tentang budaya Arab adalah Islam itu sendiri.
Akhirnya, India pun jatuh ke tangan penjajah Inggris
.
Untuk membela kepentingan Islam, kaum muslimin mendirikan Hizb Rabithah al-Islamiyah (Muslim League).
Dibuatlah sebuah media cetak agar suara umat Islam kian cepat tersebar.
Pada perang dunia pertama, umat Islam dijanjikan kemerdekaan. Namun
janji tersebut tidak ditepati. Terjadilah gejolak. Hizb Rabithah
al-Islamiyah menuntut agar umat Islam dimerdekakan dan membentuk negara
Pakistan. Akhirnya parlemen Inggris mengizinkan umat Islam mendirikan
negara Republik Islam Pakistan.
Pada 15 Agustus 1947, Inggris menyerahkan kekuasaan secara terpisah
kepada India dan Pakistan. Deklarasi kemerdekaan tersebut mengakibatkan
perpindahan penduduk besar-besaran. Sekitar 6 juta pemeluk Hindu dan
Sikh keluar dari Pakistan menuju India. Dan kurang lebih 8 juta umat
Islam bermigrasi dari India menuju Pakistan.
Sejak saat itu, terbagi-bagilah wilayah India seperti yang kita lihat
sekarang ini. India, Pakistan yang kemudian juga terpecah dan muncullah
Bangladesh. Umat Islam kurang lebih berkuasa selama 5 abad di wilayah
ini. Suka dan duka, kemajuan dan kemunduran, damai dan perang, silih
berganti menulis sejarah perjalanan wilayah ini.
Rujukan:
– islamstory.com
Setiap orang tahu, kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Walaupun..
tidak setiap orang menyadarinya. Akhir hayat yang indah selalu jadi
dambaan. Walaupun.. yang mendambakan kadang tidak mengusahakan. Dan kita
semua menginginkan surge. Tahukah Anda bagaimana gambaran surga itu?
Surga selalu jadi cerita indah. Penghuninya duduk-duduk di dipan
bertahtakan emas. Bertelekan berpandangan dengan kekasih. Mereka
dilayani anak-anak muda; membawa gelas, cerek, dan minuman dari
sungai-sungainya. Buah-buahannya landai mendekat. Daging-daging jadi
hidangan lezat untuk disantap. Kekasih mereka adalah bidadari yang
terjaga. Bagaikan intan dan mutiara. Usia bidadari itu sebaya dan penuh
cinta. Di dunia manusia lelah dengan pertengkaran dan keributan.
Alangkah damainya surga, karena para penghuninya tidak pernah mendengar
ucapan yang sia-sia. Tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa.
Di surga, ada pohon bidara tak berduri. Dan pohon pisang yang buahnya
tersusun rapi. Ada naungan yang terbentang luas. Ada aliran sungai yang
tercurah. Buah-buahannya banyak, tidak terhenti, tidak mengenal musim.
Kasur-kasurnya tebal lagi empuk. Itulah balasan bagi mereka golongan
kanan. Mereka yang berbuat kebajikan semasa hidup di dunia.(1)
Aah.. betapa indahnya surga.. Mudah-mudahan Allah anugerahkan kita untuk memasukinya.
Surga yang indah dan damai itu memiliki delapan pintu. Nabi kita ﷺ telah mengabarkan tentang hal itu.
عن عبادة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “مَنْ
قَالَ: أَشْهَدُ أَنّ لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ،
وَأَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنّ عِيسَىَ عَبْدُ اللّهِ
وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ،
وَأَنّ الْجَنّةَ حَقّ، وَأَنّ النّارَ حَقّ، أَدْخَلَهُ الله مِنْ أَيّ
أَبْوَابِ الْجَنّةِ الثّمَانِيَةِ شَاءَ”.
Dari Ubadah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi tidak
ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan tiada sekutu bagi-Nya,
Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, Isa adalah hamba Allah dan anak
dari ibunya (Maryam), ia adalah kalimat dan Ruh dari-Nya yang Dia
sampaikan kepada Maryam, bersaksi bahwa surga benar adanya, dan neraka
benar adanya, maka Allah akan masukkan dia dari delapan pintu surga yang
mana saja yang Dia kehendaki.” (HR. Bukhari).
Apa Saja Delapan Pintu Itu?
Delapan pintu surga itu adalah: (1) Pintu Shalat, (2) Pintu Sedekah,
(3) Pintu Jihad, (4) Pintu Rayyan, (5) Pintu al-Ayman, (6) Pintu
al-Kazhimina al-Ghaizha wa al-Afina ‘an an-Nas. Mengenai pintu sisanya
para ulama berbeda pendapat. Pendapat-pendapat mereka didasarkan pada
isyarat dari nash syariat. Yaitu: Pintu Taubat, Pintu Dzikir, Pintu
Ridha, Pintu Ilmu, atau Pintu Haji.
Setiap pintu ini akan memanggil orang-orang yang memiliki
keistimewaan dalam amalan tersebut. Barangsiapa yang banyak melaksanakan
shalat, selain yang wajib, maka pintu shalat akan memanggilnya.
Demikian juga dengan pintu-pintu yang lain. Hanya orang-orang yang
amalannya istimewa dan luar biasa yang akan dipanggil dari pintu-pintu
tersebut.
Dalil dari nama-nama pintu tersebut adalah sabda Nabi ﷺ:
Nama pintu pertama sampai yang keempat terdapat dalam hadits:
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من
أنفق زوجين في سبيل الله نودي من أي أبواب الجنة يا عبد الله هذا خير، فمن
كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دعي من باب
الجهاد، ومن كان من أهل الصيام دعي من باب الريان، ومن كان من أهل الصدقة
دعي من باب الصدقة.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah, niscaya ia akan dipanggil dari
pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan. Barangsiapa
termasuk orang yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari
pintu shalat. Barangsiapa termasuk orang yang berjihad, ia akan
dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa termasuk orang yang rajin
berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyaan. Dan barangsiapa
termasuk orang yang gemar bershadaqah, maka ia akan dipanggil dari pintu
shadaqah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Setelah sepakat dengan nama-nama empat pintu surga di atas, para ulama berbeda pendapat tentang nama-nama berikutnya
Nama pintu kelima terdapat dalam hadits:
عن أبي هريرة في حديث شفاعة النبي صلى الله عليه وسلم
وفيه: فيقال: يا محمد أدخل الجنة من أمتك من لا حساب عليه من باب الأيمن من
أبواب الجنة، وهم شركاء الناس فيما سوى ذلك من الأبواب.
Dari Abu Hurairah, dalam hadits tentang syafaat Nabi ﷺ dikatakan,
“Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak dihisab
untuk masuk ke dalam surga melalui pintu al-Ayman yang merupakan di
antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu
surga bagi semua orang”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Nama pintu keenam terdapat dalam hadits:
عن الحسن مرسلاً: إن لله باباً في الجنة لا يدخله إلا من عفا عن مظلمة.
Dari al-Hasan secara mursal, “Sesungguhnya Allah memiliki sebuah
pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang
memaafkan kezaliman.” (HR. Ahmad).
Kemudian nama pintu berikutnya ada yang mengatakan adalah Pintu Haji
dikarenakan haji termasuk ibadah yang agung dan bagian dari rukun Islam.
Kemudian Pintu Dzikir atau Pintu Ilmu atau Pintu Taubat. Al-ilmu ‘indallah..
Delapan Pintu Surga Memanggil Abu Bakar
Tidak diragukan lagi, Abu Bakar adalah sahabat Nabi ﷺ yang paling
mulia. Ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Umat
Muhammad ﷺ yang paling dalam ilmunya, paling kuat tekadnya dalam
berjihad, paling bertakwa, dan paling banyak amalannya.
Abu Bakar adalah orang yang paling banyak sedekahnya.
Dari Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu:
“Rasulullah ﷺ memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun
melaksanakannya. Aku berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu
Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah
ﷺ bertanya, ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’
Kujawab, ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh
hartanya. Rasulullah ﷺ lalu bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau
sisakan untuk keluargamu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Ku tinggalkan bagi
mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata, ‘Demi Allah, aku tidak akan
bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’.” (HR. Tirmidzi).
Abu Bakar adalah orang yang dalam ilmunya dan teguh dalam berjihad. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Ketika Nabi ﷺ wafat, dan Abu Bakar menggantikannya. Banyak orang
yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: ‘Wahai Abu Bakar,
bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal Rasulullah ﷺ bersabda, aku
diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan laa ilaaha illallah.
Barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali
dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah?’
Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan
antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta.
Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal
mereka menunaikannya di masa Rasulullah ﷺ, akan kuperangi dia’. Umar
berkata, ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat kecuali Allah
telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut, dan aku
yakin ia di atas kebenaran’.” (HR. Bukhari dan Mulim).
Abu Bakar adalah seorang yang pemaaf. Diriwayatkan dari Abu Darda radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku pernah duduk di sebelah Nabi ﷺ. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar
menghadap Nabi ﷺ sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat
lututnya. Nabi ﷺ berkata, ‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah’.
Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul
Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta
maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku,
karena itu aku datang menghadapmu sekarang’.
Nabi ﷺ lalu berkata, ‘Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar
(sebanyak tiga kali)’. Tak lama setelah itu Umar menyesal atas
perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, ‘Apakah di
dalam ada Abu Bakar?’ Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera
mendatangi Rasulullah ﷺ. Sementara wajah Rasulullah ﷺ terlihat memerah
karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon
sambil duduk di atas kedua lututnya, ‘Wahai Rasulullah, demi Allah
sebenarnya akulah yang bersalah (sebanyak dua kali)’. Maka Rasulullah ﷺ
bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika
itu kalian mengatakan, ‘Engkau pendusta wahai Muhammad’. Sementara Abu
Bakar berkata, ‘Engkau benar wahai Muhammad’. Setelah itu dia membelaku
dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera
menyakiti sahabatku? (sebanyak dua kali)’. Setelah itu Abu Bakar tidak
pernah disakiti’.” (HR. Bukhari).
Ketika mendengar Rasulullah ﷺ mengbarkan tentang pintu-pintu surga, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu
pun menanggapi, “Wahai Rasulullah, Tidaklah sulit bagi seseorang untuk
dipanggil dari satu pintu itu. Adakah orang yang dipanggil dari semua
pintu itu?”
Nabi ﷺ menjawab, “Ada. Dan aku berharap engkau termasuk dari mereka wahai Abu Bakar.” (HR. Bukhari, No. 3666).
Subhanallah… Abu Bakar mengganggap mudah bagi seseorang untuk
dipanggil dari satu pintu surga. Beliau mengucapkan ini bukan karena
sombong dan menganggap remeh. Namun itulah standar beliau. Menurut Abu
Bakar, apabila seseorang hanya fokus pada satu amalan saja dalam mengisi
hari-hari kehidupannya, maka itu adalah hal mudah. Seseorang yang fokus
hanya memperbanyak ibadah shalat saja, atau sedekah saja, atau puasa
saja. Itu adalah sesuatu yang ringan dalam pembagian waktunya menurut
Abu Bakar. Sehingga beliau bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang yang
lebih hebat lagi. Tentang yang lebih tinggi lagi kedudukannya. Dan
ternyata beliau adalah orangnya. Nabi ﷺ langsung yang mengabarkan
kepadanya.
Semoga Allah ﷻ mengumpulkan kita bersama Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya di surga kelak.
Ket:
(1) Gambaran surga yang terdapat dalam surat al-Waqi’ah Sumber:
– Utsaimin, Muhammad bin Shaleh. 1433 H. Syarh Riyadush Shalihin. Riyadh: Madar al-Wathan li an-Nasyr.
Dokter Orivia mengisahkan sebuah
kejadian yang begitu berkesan bagi dirinya, sehingga kejadian itu
membuatnya masuk ke dalam agama Islam. Ia mengisahkan…
Aku adalah dokter spesialis kandungan di sebuah rumah sakit di
Amerika. Suatu hari, datang seorang perempuan Arab muslimah ke rumah
sakit tempatku bekerja, wanita itu hendak melahirkan. Setelah beberapa
saat menunggunya, waktu jagaku habis, lalu aku berpamitan kepadanya
untuk pulang ke rumah dan kusampaikan bahwa ada seorang dokter laki-laki
yang akan menggantikanku bertanggung jawab atas persalinannya.
Tiba-tiba perempuan itu bersedih, kemudian menangis dan mulai sedikit
histeris. Ia mengatakan, “Tidak!, aku tidak ingin dokter laki-laki.”
Aku pun heran dengan perempuan ini, lalu suaminya memberitahukan
kepadaku bahwa dia tidak mau ada seorang laki-laki asing yang
melihatnya. Seumur hidupnya tidak ada seorang laki-laki pun yang pernah
melihat wajahnya kecuali ayahnya, saudara-saudara laki-lakinya,
paman-pamannya (mahramnya).
Ucapan suaminya itu membuatku tertawa keheranan, malah aku mengira tidak ada seorang laki-laki di Amerika (yang mengenalku pen.) yang belum pernah melihat wajahku. Namun aku menuruti permintaan mereka untuk menemani persalinan istrinya.
Di hari berikutnya, aku menemui mereka kembali untuk memeriksa
keadaan sang istri pasca melahirkan. Lalu kuberitahukan kepada mereka
bahwa setelah melahirkan kebanyakan wanita di Amerika mengalami infeksi
internal dan demam. Hal itu dikarenakan mereka melakukan hubungan suami
istri setelah melahirkan. Oleh karena itu, aku nasihatkan kepada mereka
hendaknya tidak melakukan hubungan suami istri minimal di 40 hari
pertama. Dan selama 40 hari ini hendaknya memakan makanan yang bergizi
dan tidak sibuk beraktivitas karena kondisi tubuh yang masih lelah pasca
melahirkan.
Muslimah ini menanggapi saran-saranku dengan mengatakan, Islam memang
menetapkan aturan demikian, yakni tidak boleh berhubungan suami istri
selam 40 hari setelah melahirkan (nifas) hingga wanita tersebut suci
kembali. Dan mereka pun diberikan keringanan untuk tidak shalat dan
puasa.
Luar biasa! Ucapannya ini benar-benar membuatku kagum bercampur
heran. Islam telah mengajarkan demikian, dan kami (orang-orang
non-Islam) baru mengetahuinya setelah melakukan berkali-kali penelitian
panjang. Kekagumanku tidak berhenti sampai di situ, ketika kukatakan
agar bayi hendaknya tidur dengan sisi kanannya, karena yang demikian itu
lebih baik untuk detak jantungnya. Lalu mereka mengatakan, demikianlah
memang yang disunnahkan Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Aku mengambil spesialis kandungan untuk mempelajari lebih detil lagi
tentang masalah melahirkan dan hal-hal yang berhubungan dengannya. Kita
(para dokter) menghabiskan umur kita untuk mempelajari ilmu kedokteran
ini, ternyata umat Islam telah mengetahuinya dari agama mereka.
Sejak saat itu aku mulai menekuni mempelajari agama Islam. Aku ambil
cuti beberapa bulan lalu pergi ke kota lain di Amerika dimana terdapat
Islamic Center yang besar. Aku habiskan hari-hariku di tempat itu untuk
bertanya-jawab dan mengkaji tentang Islam serta bergaul dengan
orang-orang Islam baik dari kalangan Arab atau Amerika sendiri.
Alhamdulillah.. setelah beberapa bulan mengkaji aku menyatakan
keislamanku dengan dua kalimat syahadat.
Sumber: islamstory.com
Tumbuh besar di Amerika, Anda akan menemukan nilai-nilai kristiani
yang tersembunyi dan secara turun temurun bertahan di lingkungan
masyarakat. Namun agama tidaklah berpengaruh cukup besar dalam
keseharian mereka. Sejak kecil, Nenek selalu mengajakku ke gereja di
akhir pekan yang biasanya diisi dengan pelajaran Injil rutin dan begitu
juga kemah musim panas. Seiring dengan bertambahnya usiaku,
keterlibatanku di gereja pun semakin berkurang, waktuku kuhabiskan di
sekolah, kegiatan olahraga, dan sebagainya. Aku selalu menonjol di
bidang matematika dan sains selama masa sekolah, dan aku sangat tertarik
dalam bidang tersebut.
Semasa SMA kuputuskan untuk meninggalkan agama sepenuhnya dan
kemudian menjadi seorang atheis, khususnya setelah berdiskusi tentang
beberapa hal dengan salah seorang guruku, yang sangat teguh dengan
keyakinan atheisnya. Walaupun masih duduk di bangku SMA, dan umur yang
masih 17 tahun, aku masuk militer. Saat itu nyatanya keputusan yang aku
ambil tidak bertahan lama, pada masa itu juga imanku terasa
diperbaharui, untuk menjadi umat kristiani yang terlahir kembali.
Apabila kita meninjau kembali argumen yang sebenarnya dari kaum Atheis,
tentang tidak adanya Tuhan, maka kita akan tahu ini adalah argumen yang
dangkal. Pada saat mereka menuduh kepercayaan akan adanya Tuhan adalah
sangat tidak logis, di saat itu pula realita akan sains dan alam semesta
menunjukkan fakta yang sebaliknya. Setelah melalui perjalanan pemikiran
ini, akhirnya aku pun kembali membaca Injil tiap hari. Mulai aktif
beribadah dan benar-benar menjadi religius.
Musim panas berlalu, peristiwa 9/11 pun terjadi. Di seluruh berita
dan di setiap perkumpulan, semua orang selalu membicarakannya, tentang
muslim yang mempercayai bahwa semakin banyak orang kafir yang ia bunuh,
maka semakin baiklah tempatnya di surga. Hal ini sudah cukup menjadi
alasan, bahwa tidak masuk akal jika ada orang yang tertarik atau bahkan
terbesit keinginan untuk mengetahui betapa “kejam”nya agama ini. Banyak
orang yang kemudian berhenti pada titik ini, menumbuhkan rasa benci buta
akan Islam, sebagaimana pula aku. Yah aku adalah selayaknya orang kulit
putih militer Amerika, dengan kebencian yang sangat kuat terhadap Islam
dan muslim. Semua ini berlanjut selama berbulan-bulan, dan kian
mengeras oleh pemberitaan non-stop dari media tentang seluruh kejahatan
Islam.
Tiga bulan berlalu ketika salah satu guru kami membuat penawaran,
barang siapa diantara para muridnya yang bisa menghasilkan proyek
orisinil dan cukup unik, maka otomatis akan dinyatakan lulus dari kelas
yang ia ampu, hal ini disengaja untuk memancing kreativitas kami.
Berkaitan dengan topik yang masih hangat, aku memilih membuat game
tentang mencari dan membasmi Osama bin Laden, dan akhirnya berhasil
menyelesaikan proyek ini lebih awal.
Karena deadline proyek ini masih ada seminggu lagi setelah liburan
natal, maka aku berkesempatan untuk menambahkan beberapa detil di masa
liburan. Salah satunya adalah detil berupa turban Osama bin Laden yang
terbakar api. Namun saat aku mencari gambar-gambar pendukung fitur ini
melalui Google, tanpa sengaja kutemukan beberapa artikel yang membuka
pandanganku tentang Islam.
Masih teringat salah satu judul artikel yang kubaca saat itu, tentang
bagaimana muslim percaya akan Nuh, Ibrahim, Musa, Yesus dan para nabi
lainnya yang sebelumnya sudah aku kenal sejak kecil sebagai umat
kristiani. Kisah-kisah ini adalah santapan harianku selama masih belajar
Injil. Sebagai hamba kristen yang taat hal ini menarik perhatianku,
bagaimana bisa mereka percaya dengan para nabi namun tidak menjadi
kristiani?.
Proyek game yang sedang dikerjakan pun kusisihkan, yang pada akhirnya
tidak pernah kusentuh lagi akibat sibuk dengan membaca artikel dan
buku-buku. Kesibukan baruku ini jelas lebih baik dari pada para media
dan berita yang membuat sensasi akan kebencian kami terhadap apa yang
telah dilakukan oleh satu atau dua orang muslim. Tiap kali aku terbangun
dari tidur, maka bacaan-bacaan agama kerap menemaniku sampai-sampai aku
terlelap di tengah membaca. Rutinitas baru ini terus berulang selama
masa liburanku itu.
Sangat menarik yang aku temukan di masa pencarianku melalui buku-buku
itu, bahwa jika seseorang berkeinginan untuk menjadi pribadi yang
religius serta membangun relasi dengan Tuhannya, maka pada umumnya ia
akan mulai dari apa yang ia tahu dan menjadi pembela ajaran apapun
dimana ia dibesarkan. Walaupun ajaran itu belum tentu mewakili kebenaran
yang dicarinya. Untuk menjadi seorang kristiani yang sesungguhnya, aku
butuh melihat lebih dalam tentang Islam dan agama lainnya. Sehingga
pilihanku terhadap kristiani tidak hanya berdasar pada keyakinan bawaan
semata.
Dalam sejarah awal masa-masa kristiani, kutemukan bahwa nilai dan
ajaran asli Yesus bukanlah ajaran yang ditaati dan dipraktekkan oleh
gereja, bahkan gereja menstandarisasi dogma mereka sembari membakar
apapun (dan siapapun) yang menentang mereka. Aku terinspirasi bahwa
semua ini adalah jalan kehendak dari Tuhan yang selalu Ia Lakukan, dalam
rangka menyelamatkan kemurnian agamaNya dan kesucian ajaranNya melalui
rasul-Nya, yaitu Muhammad yang lahir pada tahun 571 Masehi, ratusan
tahun setelah majelis yang dimulai di Nicaea pada 325 M. Majelis yang
sama yang melahirkan suatu ajaran, yang lebih kita kenal sebagai ajaran
kristiani.
Alquran pun coba kupelajari dan begitu juga dengan fakta bahwa ia
belum pernah diubah-ubah, tidak satu huruf pun!. Ini berita yang luar
biasa sebagai seorang penganut kristiani,mengingat sugesti yang menimpa
kami menekankan bahwa “roh kudus” sendirilah yang membimbing para
penulis dan penyusun Injil. Sejarah menyangkal dan menunjukkan bahwa
Injil telah diubah dan dirusak, bahkan tidak ada manuskript asli yang
bisa dijadikan bukti dan konstribusi berarti. Berbeda dengan Injil,
Alquran memberikan kesan interaksi langsung dengan Tuhan, bahasa asli
yang berasal dari Tuhan itu sendiri, inilah yang kurasakan saat
membacanya. Bukan dari orang yang melihat orang lain melakukan sesuatu,
yang kemudian memberitahukannya kepada orang yang lainnya lagi, yang
selanjutnya menulis surat kepada seseorang, sehingga disusunlah sebuah
buku berasal dari surat-surat tersebut, dimana manuskript asli
surat-surat itu kini telah hilang, dan buku itu akhirnya dibaca sebagai
kisah narasi yang seakan dituturkan oleh pelakunya langsung.
Alquran di pihak lain adalah asli Kata-Kata Tuhan, seakan Ia sendiri
yang menuturkannya padaku. Sebagai tambahan aku pun menyimak sejarah
akan berbagai mukjizat yang benar-benar terjadi serta ramalan tentang
Muhammad dan Alquran.
Setelah melalui proses awal pencarian dan banyak membaca, timbul
keinginan untuk menemui seorang muslim dan membahas tentang apa yang
kutemukan dalam Islam. Aku tidak pernah bertemu dengan seorang muslim
sebelumnya, maka segera kucari tahu tentang masjid yang ada, namun tidak
ada satu masjidpun yang dekat dengan tempat aku tinggal. Aku pun mulai
memanfaatkan internet dan chatting dengan para muslim melalui ruang chat
IRC.
Aku sempat berdialog dengan muslim dari Asia, Eropa, bahkan para
mu’allaf Spanyol yang tinggal di Amerika. Kutemukan beberapa detail dari
keyakinan akan Islam melalui berbagai dialog ini, hingga aku sama
sekali tak dapat memungkiri lagi akan kebenaran yang sungguh sangat
jelas terlihat.
Status sebagai muslim belum kupegang, namun telah banyak keraguan
yang membisiki telingaku “tapi kan kamu bukan orang Arab, Islam hanya
untuk orang Arab” atau “apa kata teman-teman dan keluargamu nanti,
apalagi setelah 9/11” dan seterusnya. Ini semua hanyalah gangguan dan
riak kecil yang tidak ada hubungannya dengan bersikap jujur untuk
mengikuti kebenaran Tuhan. Sehingga bisikan-bisikan itu pun akhirnya
hilang dengan sendirinya. Aku adalah seorang muslim setelah bersaksi
seorang diri di dalam kamarku “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan Allah” dan melanjutkan
belajar melalui internet, online bersama muslim yang lain.
Salah satu dari beberapa muslim yang aku temui di internet bernama
Joseph. Beliau juga warga Amerika kulit putih yang telah pensiun dari 20
tahun masa pengabdiannnya di angkatan laut. Ia cukup kaget setelah
mendengar aku belum pernah bertemu langsung dengan satu orang muslim
pun, seketika itu ia menyetir mobilnya untuk menemuiku dengan menempuh
perjalanan darat 7 jam lamanya. Kami makan siang bersama, dan ia
menghadiahkan beberapa buku kepadaku. Karena ia harus bekerja kembali
esok hari, maka ia pulang di hari itu juga menempuh 7 jam perjalanan
darat yang sama. Persaudaraan instan yang menjelma di antara dua orang
pengikut kebenaran Tuhan, adalah keunikan tersendiri dalam Islam yang
akan sulit dimengerti oleh orang lain, segala puji hanya bagi Allah
(Alhamdulillah).
Alhasil kondisi keislamanku kusampaikan kepada teman-teman dan
keluarga, respons yang kuterima sudah sesuai seperti yang aku duga.
Kebanyakan dari mereka berlepas tangan dan tidak mau terlibat lagi
dengan keputusan yang aku ambil, bahkan keluargaku sendiri menyebut aku
teroris dan sebutan lain yang lebih buruk lagi. Namun ini semua hanyalah
kesalahpahaman yang mereka telan dari hasil didikan media. Berdasarkan
info dari Joseph dan muslim yang lain, aku berangkat menuju Virginia
dengan bis untuk mengunjungi kota berkomunitas muslim yang lebih besar
dan beberapa masjid yang besar pula.
Kejadian selanjutnya adalah latihan militer dasar yang kuikuti selama
empat bulan. Latihan ini dilaksanakan pada liburan musim panas pertama
setelah 9/11, yang menjawab alasan dan motivasi sebahagian peserta
pelatihan saat itu adalah karena kebencian mereka kepada para muslim.
Tentunya ini adalah pengalaman yang “unik” bagiku sebagai satu-satunya
muslim di satuan kompi pelatihan militer kami di tahun itu. Lika-liku di
kamp pelatihan ini sangat banyak, namun cobaan apapun yang kita tempuh
selama itu masih dalam koridor syari’at Allah dan dengan tetap bersabar,
maka ini hanyalah semakin menambah keimanan kita.
Aku pun kembali dari pelatihan militer, dan sebahagaian besar
keluargaku berharap hal ini akan “memperbaiki” keadaanku. Tapi yang ada
hanyalah kekecewaan karena melihat aku masih tetap seorang muslim.
Sebuah masjid kecil aku temukan di area tempat tinggalku, namun jamaah
yang aktif hanya dua orang saja. Aku pun sempat pindah dari rumah
menginap di mobilku sendiri selama beberapa hari, hingga akhirnya
seorang kenalan saudara muslim dari Virginia mengajakku untuk pindah
bersamanya. Aku pun pindah ke Virginia dan memperoleh kesempatan belajar
Islam lebih mendalam dan menjadi bagian dari komunitas masyarakat.
Sejak saat itu aku mulai belajar Islam secara formal maupun non
formal kepada banyak para pengajar Islam ditambah lagi dengan materi
perbandingan agama. Di masa lalu semakin dalam aku belajar tentang
ajaran kristiani, semakin lemah pula iman yang aku punya. Sebaliknya
dengan Islam, bertambahnya pengetahuanku hanya akan meningkatkan iman
dan membuka cakrawala akan kesempurnaan Tuhan serta agama-Nya yang murni
yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Ketika kesalahpahaman terhadap
Islam mengisolir pandangan sebahagian orang, di sisi lain Islam adalah
ajaran yang sempurna, sistem yang lengkap, jalan hidup yang paripurna.
Islam menawarkan petunjuk dan bimbingan moral, etika, nilai-nilai
spiritual, dan tatanan sosial.
Semoga Allah memberi hidayah dan petunjuk-Nya bagi kita semua untuk mengikuti jalan-Nya
yang lurus dengan penuh ketulusan, amin.
——————————–
Berdasarkan pengalaman saya pribadi dan kebutuhan yang terus menerus
ada untuk warga dunia internasional dalam memperoleh informasi yang
tersedia dan akurat tentang Islam, dengan ini kami persembahkan
www.FaithChat.com yang didedikasikan untuk mewujudkan pelayanan ini.
Kami menyediakan pelayanan chat langsung untuk menjawab pertanyaan dan
berupaya menolong semua orang yang ingin tahu tentang agama Tuhan.
Untuk muslim yang baru bersyahadat (mu’allaf) dan atau yang
membutuhkan pelajaran-pelajaran dasar, kami menyediakan proyek kerjasama
yang dijalankan oleh salah satu guru saya (Yousuf Idris) di
www.NewMuslimAcademy.org yang telah mempunyai komunitas aktif dan sumber
daya fasilitas pendukung gratis dalam belajar cara untuk beribadah dan
pendidikan dasar Islam lainnya..
diterjemahkan secara bebas dari http://www.faithchat.com/converts/ali-camarata