Arya mengungkapkan, kalau batu zeolite ini dapat berfungsi sebagai stomata dan klorofil seperti yang terdapat di dalam pohon. Tidak susah baginya untuk menemukan bebatuan ini. Sebab, bebatuan jenis zeolite ini dapat ditemukan di dalam akuarium, yang sudah pasti banyak dijual di toko-toko penjual ikan hias.
Tidak mudah bagi Arya untuk melakukan penelitian ini. Butuh waktu 4 tahun lebih, untuk benar-benar memastikan penemuannya itu berguna atau tidak untuk khalayak ramai.
"Tidak hanya itu, bahkan saya harus meneliti 80 varian batu dan tumbuhan. Sampai pada akhirnya, saya menemukan batu zeolite sebagai media utama dari penelitian ini," kata Arya yang baru 2 minggu menjabat sebagai Gren Ambassador HiLo 2013.Alasan Arya memilih batuan zeolite karena jenis batuan ini sangat mudah ditemukan. Selain itu, harga satu kantong bebatuan ini tidak perlu merogeh kocek terlalu dalam. Hanya Rp 3 ribu saja, bebatuan ini dapat digunakan dalam jangka waktu 1 sampai 3 bulan lamanya.
Alasan lain menggunakan batu zeolite ini karena memiliki 4 atom molekuler yang cukup unik.
"Tapi, dari silikon atom, oksigen atom, aluminium atom, hanya 3 yang akan terisi, dan 1 yang kosong. Ini yang akan menangkap karbondioksida dan melepaskan oksigen," tambah dia.
Untuk prosesnya sendiri, Arya mengaku dibantu dengan alat yang mampu mereduksi senyawa negatif. Sehingga, proses yang berjalan kurang lebih 8 jam. "Setelah dia menangkap, dia akan memroses secara kimia dengan bebatuan ziolite ini," jelas dia.
"Bentuknya seperti pohon," tambah dia. (sumber : Liputan6.com)
Post a Comment