Kelima siswa tersebut adalah Jovitha Nathania, Maria Christina Yolenta Lestari, dan Rosinta Handinata dari SMA Tarsisius 1 Jakarta. Kemudian Hani Devinta Sari dari SMA 63 Jakarta, dan Muhammad Imadudin Siddiq dari SMAIT Insantama Bogor.
Mereka terbagi dalam tiga kelompok yang masing-masing mempresentasikan proyek penelitian yang berjudul "Having Fun Learning about Coral" (Jovitha, Maria, dan Rosinta), "Magic Test Paper: Formaldehyde Test Kid Derived from Natural Blue Pigment of Clitora Ternatea Flower Extract" (Hani Devinta), dan "Utilization of Eggshel Waste as Ant Repellent for Bio-plastic Food Packaging" (Muhammad Imadudin Siddiq).
Pelepasan kelima siswa tersebut ke Negeri Paman Sam dilakukan dalam gelaran Intel Education Day di Auditorium Lantai 3 Gedung Kemendikbud, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (7/5). Acara ini sekaligus tonggak baru yang semakin memperkuat komitmen Intel terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
Director of Public Affairs Intel Indonesia Deva Rachman mengatakan, kelima siswa sebelumnya telah mencapai prestasi membanggakan dengan menjuarai Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Nasional yang diprakarsai LIPI. Selanjutnya, Intel yang sudah bekerja sama dengan LIPI memastikan mereka mewakili Indonesia berkompetisi di ISEF.
"Selama 12-17 Mei, kelima perwakilan Indonesia ini berkompetisi dan menunjukkan inovasi ilmiah mereka bersama 1.500 pelajar lain dari 50 negara di dunia. Hadiah kompetisi ini USD 3 juta," katanya.
Deva mengatakan, misi yang dibangun Intel merupakan bagian dari menyiapkan tenaga terampil di Indonesia. Khususnya peneliti atau periset pada masa mendatang. Diprediksi pada 2030, Indonesia menjadi kekuatan nomor tujuh dunia secara ekonomi dan membutuhkan 113 juta tenaga terampil.
"Saat ini jumlah peneliti kita 8.000 orang. Seharusnya untuk menjadi negara maju kita mempunyai tenaga peneliti yang lebih besar. Lewat kegiatan ini diharapkan muncul motivasi bagi generasi muda menjadi peneliti masa depan," terangnya.
Vice President Sales and Marketing Group Intel Corporation Gregory Bryant mengapresiasi keberhasilan lima siswa yang terpilih mewakili Indonesia. Ia berharap duta bangsa ini meraih prestasi membanggakan di ajang internasional.
"ISEF merupakan ajang kompetisi terbesar di dunia sejak 1997 di bidang sains dan teknik. Memacu semangat generasi muda untuk kepentingan ekonomi global dan masa depan dunia," terangnya.
Intel, lanjut Gregory, juga terus berinvestasi di bidang pendidikan termasuk di Indonesia. Pabrikan prosesor tersebut sadar bahwa pendidikan sangat menentukan kemajuan suatu bangsa dan dunia.
Nada optimistis juga diungkapkan Wakil Duta Besar Indonesia Kristen F Bausar. Menurutnya, pendidikan merupakan hal yang diprioritaskan pemerintahnya dan pemerintah Indonesia. Indonesia menginginkan meningkatnya siswa yang studi di Amerika, begitu pun sebaliknya.
"Tim Indonesia pernah menjuarai olimpiade sains yang digelar oleh NASA, semoga tim ini meraih hasil yang serupa," pungkasnya.
Sementara, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengucapkan selamat berjuang kepada para siswa berprestasi
Post a Comment